Suasana keramaian Gerlam menjelang waktu berbuka. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Bulan suci Ramadan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat khususnya bagi umat muslim. Mayoritas masyarakat melakukan berbagai kegiatan unik yang dilakukan setiap bulan Ramadan mulai dari ngabuburit, berbuka puasa bersama, ataupun berburu takjil.
Kata “ngabuburit” mungkin sudah tak asing lagi didengar. Ngabuburit sendiri menjadi salah satu tradisi yang identik dengan bulan Ramadan. Ngabuburit merupakan salah satu kegiatan menunggu waktu berbuka puasa dengan melakukan sebuah aktivitas tertentu. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “ngabuburit” berasal dari bahasa Sunda yaitu ngalantung ngadagoan burit atau ngabuburit yang memiliki arti bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.
Kini, ngabuburit diisi dengan berbagai aktivitas yang beragam. Salah satunya, berwisata kuliner di sore hari. Di beberapa daerah, tak jarang masyarakat membuka stan makanan yang menyediakan aneka ragam menu untuk berbuka puasa. Seperti halnya di daerah Jatinangor, tepatnya di Gerbang Lama atau biasa disebut dengan Gerlam Unpad. Disana, masyarakat membuka beberapa stan makanan yang menjual berbagai macam jajanan untuk hidangan berbuka puasa.
Meskipun kondisi saat ini tengah dilanda pandemi COVID-19, aktivitas tersebut tidak pernah terhenti. Sebab, kegiatan mencari makanan untuk berbuka puasa sudah menjadi kegiatan yang dilakukan masyarakat selama bulan Ramadan. Asalkan, masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan guna menangkal penyebaran COVID-19 agar kasusnya tidak meningkat.
Di bulan Ramadan, warga sekitar menyulap lokasi Gerlam menjadi sebuah pusat makanan yang menjual beragam hidangan kecil untuk berbuka puasa. Walaupun sebenarnya di hari biasa Gerlam sudah dijadikan sebagai surga jajanan, akan tetapi suasananya sangat berbeda ketika di bulan Ramadan. Sudut jalan yang berlokasi di Gerbang Lama Unpad ini dijadikan sebagai tempat untuk para pedagang berjualan. Pusat jajanan yang berada di Gerlam ini lebih ramai ketika bulan suci Ramadan dibandingkan dengan hari biasa.
Berbagai variasi hidangan yang di jual di lokasi Gerlam Unpad. Sumber: Dokumentasi Pribadi
"Gak perlu susah-susah cari makanan untuk buka soalnya disini semuanya udah ada, jadi cuman perlu sekali berhenti buat beli makanan sebanyak ini," ungkap Nabila, salah satu pengunjung Gerlam.
Berbagai makanan ringan mulai dari es pisang ijo, batagor, bihun gulung atau yang biasa dikenal dengan bilung, gorengan, es kelapa muda, takoyaki, lumpia basah, maupun olahan makanan lezat lainnya. Pusat jajanan ini dibuka mulai dari pukul 4 sore hingga waktu berbuka puasa. Keramaian mulai terlihat bila waktu menunjukkan pukul 5 sore, para mahasiswa berbondong-bondong datang untuk membeli takjil. Maka tak heran, selama bulan Ramadan Gerlam Unpad selalu ramai akan pembeli.
Makanan yang dijual dapat dinikmati dengan harga yang sangat terjangkau. Mulai dari kisaran harga yang paling murah yaitu seribu rupiah sampai dengan yang paling mahal hanya merogoh kocek sebesar 15 ribu rupiah saja. Harga yang masih sesuai dengan kantong mahasiswa tersebut membuat gerlam menjadi salah satu tempat favorit bagi mereka yang mencari jajanan takjil untuk hidangan berbuka puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H