Pola hidup sehat merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran seseorang dalam menjaga kesehatan tubuhnya, sehingga seseorang tersebut dapat berperan aktif dalam berbagai kegiatan kesehatan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain (Lukman & Rahmanto, 2020). Sayangnya hal tersebut masih belum di pahami oleh kebanyakan orang, hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang tidak melakukan pola hidup sehat seperti; berolahraga atau beraktivitas fisik, makan makanan yang sehat dan bergizi, dan menjauhi rokok.
Menurut (Riskesdas, 2018), 95,5% masyarakat Indonesia kurang mengonsumsi sayur dan buah, kemudian 33,5% masyarakat kurang melakukan aktivitas fisik, 29,3% masyarakat usia produktif merokok setiap hari, dan 31% mengalami obesitas sentral serta 21,8% terjadi obesitas pada orang dewasa. Jika masyarakat tetap tidak peduli dan tidak mengubah pola hidupnya, maka masalah ini akan terus berlanjut dan masyarakat pun akan beresiko mengalami penyakit tidak menular seperti; Diabetes Mellitus, Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Stroke, Gagal ginjal, kanker, Obesitas pada usia muda, dan berbagai penyakit tidak menular lainnya.
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, PTM ini adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, dan perkembangannya berjalan secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis) sehingga biasanya penyakit ini akan muncul di beberapa tahun kemudian (Kemenkes RI). Menurut data Riskesda tahun 2013 -- 2018 PTM di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, pada hasil (RISKESDAS, 2013), kejadian Diabetes Mellitus mencapai 6,9%, Hipertensi 25,8% dan perokok adalah 7,2%. Lalu pada hasil (Riskesdas, 2018) kejadian Diabetes Mellitus meningkat menjadi 8,5% , Hipertensi meningkat menjadi 34,1% dan perokok meningkat menjadi 9,1%.
Dalam mencegah terjadinya risiko peningkatan PTM pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangani penyakit tidak menular, seperti dibentuknya Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM sebagai tempat deteksi dini faktor risiko, penyuluhan dan kegiatan bersama komunitas untuk menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kemudian dilakukannya penyelenggaraan pengendalian penyakit tidak menular di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai tingkat pelayanan kesehatan pertama bagi masyarakat, dan dibentuknya Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) sebagai bentuk perubahan perilaku tidak sehat yang memicu terjadinya penyakit tidak menular, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya cek kesehatan secara rutin dan teratur (Kemenkes RI).
Berikut 7 Hal Sederhana Yang Dapat Dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM) :
Melakukan Aktivitas fisik
Melakukan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko PTM (penyakit tidak menular) sebesar 6-10%, terutama penyakit jantung koroner (coronary heart disease), Diabetes tipe II, Kanker payudara dan kanker usus besar, serta meningkatkan kualitas harapan hidup. (Nurullita, 2021).
Tidak Merokok
Merokok mampu merusak jantung secara langsung dengan memicu vasokonstriksi dan mempercepat detak jantung yang akan menyebabkan jantung bekerja keras dan meningkatkan tekanan darah. Nikotin dalam rokok dapat mengikat oksigen dalam jantung dan merusak platelet, serta membentuk gumpalan darah. Nikotin juga dapat merusak pembuluh darah. Rusaknya pembuluh darah ini merupakan langkah pertama terjadinya aterosklerosis. Apabila individu berhenti merokok maka risiko penyakit jantung koroner dapat menurun (Whitney & Gabler, 2008; Nuriani et al., 2021)
Mengonsumsi Sayur dan Buah
Pentingnya mengonsumsi sayuran dan buah - buahan dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah tetap terkontrol karena serat yang terkandung pada buah dan sayur akan membantu penyerapan gula lebih lambat. dan menghambat terjadinya obesitas.
Kurangi Pemakaian Garam
Asupan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah dan merupakan penyebab utama tingginya kejadian hipertensi. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan mengurangi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari) (Oscar et al., 2021)
Banyak Minum Air Putih
Banyak minum air putih dapat meningkatan osmosis karena intake cairan meningkat yang menjadikan system delusi pada tubuh mengalami peningkatan dan terjadi pengenceran pada pembuluh darah yang dapat membuang racun-racun dalam pembuluh darah sehingga kekentalan darah berkurang, dan menyebabkan sirkulasi vaskuler lancar dalam menurunkan kerja jantung sehingga menurunkan tekanan darah.
Atur Berat Badan
Kelebihan berat badan dapat mengakibatkan risiko morbiditas akibat penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung iskemik, stroke pada masa dewasa dan obesitas pada masa anak-anak dan remaja (Setyaningsih & Cinintya Nurzihan, 2019).