Lihat ke Halaman Asli

Ade Kumalasari

Student at Goethe Universität

Kota Kecil Kiama

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_50187" align="aligncenter" width="500" caption="Burung pelikan berenang dengan anggun di perairan Kiama."][/caption] Kiama (dibaca Kayama) adalah kota kecil di pinggir laut yang bisa dicapai dengan berkendara satu setengah jam dari Sydney ke arah selatan. Tidak salah kami memilih pergi ke Kiama mengawali liburan musim panas kali ini. Begitu sampai, suasana kota kecil yang tenang menyambut kami, beda banget dengan suasana metropolitan Sydney yang hiruk pikuk. Yang jelas terasa adalah udaranya yang lebih segar, kendaraan yang lebih sedikit dan orang-orang yang tampak santai dan tidak tergesa-gesa. [caption id="attachment_50211" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Minggu di pinggir pantai "][/caption] Pada hari Minggu ketiga setiap bulan diadakan Seaside Market di pinggir Black Beach di pusat kota Kiama. Pasar Minggu ini menjual berbagai macam barang kerajinan (seperti lukisan, pigura, souvenir, barang antik), makanan dan minuman, juga mainan anak-anak dan fesyen. Selain stand para penjual, ada juga permainan anak-anak seperti yang biasa ada di pasar malam di Indonesia, antara lain komidi putar, seluncuran raksasa, golf mini dan juga stand memberi makan hewan ternak. Setelah puas melihat-lihat pasar dan membeli satu kincir angin mainan seharga $2,50 kami melanjutkan jalan-jalan ke pinggir dermaga kecil Kiama. Di pinggir dermaga banyak diparkir kapal-kapal kecil untuk memancing. Tampak di kejauhan beberapa burung pelikan yang berenang anggun mendekati orang-orang yang sudah siap dengan kamera saku mereka. Burung pelikan tetap bisa hidup di sini karena perairannya dijaga agar tetap bersih. Tidak nampak satu pun sampah atau limbah di perairan ini. Ada satu cerita yang terkenal tentang pelikan di Kiama. Suatu kali ada burung pelikan yang mati karena menelan kantong plastik yang dibuang sembarangan. Sejak peristiwa itu, pemerintah kota menggalakkan  kampanye menjaga kebersihan perairan, dan membangun patung burung pelikan untuk mengenang pelikan yang menjadi 'korban' keteledoran manusia. Atraksi utama di Kiama adalah blowhole yang terletak di dekat mercusuar. Blowhole ini adalah semburan ombak yang terperangkap di karang-karang, yang kadang menimbulkan suara keras. Tempat ini adalah sasaran utama para turis, yang memang cukup menghibur, apalagi kalau ombak yang menyembur cukup besar. Saya sendiri lebih tertarik menikmati pemandangan dari atas bukit, di dekat mercusuar. Dari sini saya bisa memandang hamparan padang rumput yang ditumbuhi bunga-bunga liar kecil yang batasnya adalah lautan luas. Di ujung bawah bukit tampak ada rockpool, kolam alami yang terbentuk dari karang-karang. Saya betah berlama-lama di sini. Cuaca yang mendung dengan suhu sekitar 19 derajat melengkapi kesan magis di atas bukit ini. [caption id="attachment_50232" align="aligncenter" width="300" caption="Padang rumput di dekat mercusuar"][/caption] [caption id="attachment_50215" align="aligncenter" width="225" caption="Blowhole, semburan ombak yang terperangkap karang"][/caption] [caption id="attachment_50224" align="aligncenter" width="300" caption="Rockpool"][/caption] Kiama juga memiliki beberapa pantai berpasir, antara lain Bombo Beach, Surf Beach, Easts Beach dan Kendall Beach. Saya dan anak-anak sempat bermain di salah satu pantai kecil di belakang motel tempat kami menginap: Surf Beach. Sesuai namanya, pantai ini mempunyai ombak besar untuk berselancar. Pantai ini berupa ceruk kecil dengan pengunjung yang tidak begitu ramai. Seperti pantai-pantai lain di Sydney, pantainya bersih dan pasirnya putih. Banyak burung-burung camar yang terbang rendah dan 'nongkrong' di pantai. Anak-anak saya bermain sampai petang menjelang, ketika para penjaga pantai mulai mengemasi peralatan mereka. [caption id="attachment_50213" align="aligncenter" width="300" caption="Surf Beach, pantai di belakang motel kami "][/caption] A.K.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline