Hujan adalah fenomena alam yang tidak hanya memiliki manfaat besar bagi kehidupan di bumi, tetapi juga menjadi salah satu tanda kebesaran Allah. Dalam dunia modern, sains menjelaskan hujan melalui siklus air yang melibatkan penguapan, kondensasi, dan presipitasi. Namun, bagi umat Islam, keyakinan bahwa hujan turun atas izin Allah tidak bertentangan dengan penjelasan ilmiah tersebut. Sebaliknya, keduanya dapat berjalan beriringan dan saling melengkapi.
Al-Qur'an menjelaskan hujan sebagai bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah dan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. Allah berfirman dalam Surah Az-Zukhruf:
"Dan Dialah yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan), lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati. Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur)."
(Surat Az-Zukhruf: 11)
Ayat ini menegaskan bahwa hujan adalah bagian dari kuasa Allah untuk memberikan kehidupan di bumi. Dengan air hujan, tanah yang kering dan gersang dapat kembali subur. Dalam ayat lain, Allah juga berfirman:
"Dan Kami turunkan dari langit air yang diberkahi, lalu Kami tumbuhkan dengannya pohon-pohon dan biji-bijian yang dapat dipanen."
(Surat Qaf: 9)
Hujan tidak hanya fenomena alam, tetapi juga bentuk rahmat Allah yang menopang kehidupan makhluk-Nya, sementara itu, sains menjelaskan bahwa hujan terjadi melalui proses siklus air, yaitu : Penguapan , Pembentukan Awan, dan Turunnya Hujan.
Proses ini adalah cara kerja alam yang Allah tetapkan untuk menjaga keseimbangan kehidupan di bumi. Sebagaimana disebutkan dalam Surah Ar-Rum:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang menggunakan akalnya."
(Surat Ar-Rum: 24)
Ayat ini mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah yang terlihat dalam fenomena alam. Siklus air adalah salah satu wujud dari keteraturan dan kebijaksanaan-Nya.
Banyak orang menganggap bahwa sains dan keimanan adalah dua hal yang bertentangan. Namun, kenyataannya keduanya dapat berjalan beriringan. Keimanan menekankan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah, sementara sains menjelaskan "bagaimana" sesuatu terjadi.
Sebagai contoh, ketika sains menjelaskan siklus air, ini bukan berarti meniadakan peran Allah. Sebaliknya, pengetahuan ini menunjukkan keindahan dan keteraturan hukum-hukum alam yang Allah ciptakan. Memahami proses ini dapat menambah kekaguman kita kepada-Nya. Dalam Surah An-Nahl, Allah berfirman: