Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk, namun hanya 3,38% yang duduk di bangku kuliah. Lebih kecil lagi, hanya segelintir yang berhasil masuk PTN atau PTS top 10 seperti UI, ITB, UGM, Binus, dan Telkom University. Kalau kamu salah satu di antaranya, selamat! Kamu adalah bagian dari "minoritas intelektual" yang memiliki peluang besar, tetapi juga beban ekspektasi tinggi.
Menjadi mahasiswa di kampus top sering kali membawa label "pasti pintar" dan "masa depan cerah". Padahal, perjuangan di balik layar tidak sederhana: tugas menumpuk, kompetisi ketat, dan tuntutan akademis yang tinggi. Di luar itu, banyak yang harus berjuang mencari beasiswa atau bekerja paruh waktu untuk bertahan.
Selain itu, ekspektasi masyarakat kadang menjadi beban. Sebagai bagian dari minoritas intelektual, ada harapan besar agar kamu mampu membawa perubahan nyata.
Kuliah di kampus bergengsi membuka akses ke jaringan alumni, komunitas intelektual, dan peluang karir yang menjanjikan. Namun, nama besar kampus tidak cukup. Dunia kerja lebih menilai kemampuan dan pengalaman.
Sebagai mahasiswa dari kalangan minoritas intelektual, kamu juga punya tanggung jawab moral. Banyak orang di luar sana bahkan tidak sempat menamatkan pendidikan dasar. Manfaatkan ilmu dan kesempatanmu untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Jangan terlalu terbebani ekspektasi, tapi juga jangan terlena dengan nama besar kampusmu. Terus belajar dan berproses. Ingat, pintar itu baik, tapi menjadi bermanfaat adalah yang terbaik. Dengan usaha bersama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.
Semangat, teman-teman elit intelektual
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H