Lihat ke Halaman Asli

Tanpa Dia... Bagaimanakah Nasib Kita...???

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesuatu yang telah membuat manusia saling bermusuhan, mencaci, berkelahi, bahkan saling membunuh. Tapi hingga saat ini masih abadi, masih saja jadi topik utama setiap pembicaran dan selalu didoakan agar kekal untuk selamanya. Sesuatu yang kehadirannya tidak pernah diminta dan kepergiaanya sama sekali tidak di inginkan. Yang selalu membuat kita tersenyum, kita bahagia, kita gembira, juga merasa bahwa dunia ini milik kita, namun disisi lain bisa membut kita sedih, kita kecewa, kita sengsara, dan bahkan membuat kita tidak memiliki apa - apa lagi kalau kehilangannya..

Sungguh suatu keindahan yang nyata, keindahan yang sangat diharapkan oleh semua, keindahan tiada duanya, keindahan yang mewakili indahnya surga, dan mungkin setiap keindahan yang digambarkan pasti ada dia didalamnya.

Ketika dia lenyap dari kehidupan kita, tidak ada lagi tempat yang membuat kita bisa berbagi, dan inilah penyakit orang - orang barat kata Erich From. Meskipun kita tahu dunia barat adalah dunia yang berkembang pesat, kemajuan disegala bidang tidak lagi diragukan, bahkan bisa dikatakan perputaran dunia ini ada di tangan mereka. Tapi sesungguhnya ada sesuatu yang hilang dalam dunia mereka, mereka sudah tidak lagi memilikinya, dan merekapun tak sanggup lagi mendatangkannya, jadi bumipun terasa sempit, setiap jengkal tanahnya, setiap waktu yang ada, seperti neraka, suasanaya adalah panas, tak ada lagi ruang yang bisa membuat nyaman penghuninya. Sehingga banyak dari mereka menganggap membunuh adalah hal biasa, seperti kita lihat perlakuan mereka terhadap saudara kita di palestina.

Kalau kita kembali menggali sejarah, tepatnya pada zaman Nabi Adam as, pasti kita akan teringat lagi tentang pembunuhan yang pertama kali dilakukan manusia, atau kita juga bisa menengok kembali bagaimana seorang  Malin Kundang yang tidak lagi menghormati Ibu kandungnya setelah dia menjadi kaya raya, yang tentunya semua ini terjadi karena mereka sudah kehilangan dia.
Namun disisi lain ketika dia masih milik kita, pasti akan banyak kejaiban, karena memang dia adalah sebuah kejaiban. Lihat Rasulullah Saw, yang membawa ajaran Islam. Dengan penuh kesabaran, meskipun dicaci dan dimaki, diludahi saat mau pergi shalat, kepalanya ditaruh kotoran unta setiap kali beliau shalat depan ka'bah, dan bahkan lebih tragis lagi orang sekampung melempari beliau dengan batu sehingga kaki beliau berdarah darah, dan ketika malaikat penjaga gunung menawarkan Rasulullah untuk menimpakan  gunung itu kepada orang orang yang melempar beliau dengan batu, beliau hanya menjawab dengan doa 'Allahummahdi Qaumi Fa Innahum La Ya'lamun'( ya  ALLAH berikan petunjuk ummatku sesungguhnya mereka belum mengetahui ). atau kembali kita menyimak kisah Rasulullah ketika menjelang ajal." Waktu itu yang datang hanya Malaikat Izrail as, yaitu malaikat pencabut nyawa, dia datang menghampiri Rasulullah, tapi Jibril tidak datang, sehingga Rasulullah pun bertanya mana Jibril...? Jibril yang sebelumnya sudah bersiap - siap di atas langit dunia, untuk menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini akhirnya datang karena diminta oleh Rasulullah. Setelah Jibril datang Rasulullah bertanya pada Jibril...

Rasulullah : "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah? "Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
Jibril : "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,

"Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan..

Jibril : : "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?
Rasulullah : "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?
Jibril     : "Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar ALLAH berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya.

Detik demi detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini kata Rasulullah. Dan di dekat Rasulullah, Jibril yang menyaksikan ditariknya ruh Rasulullah itu memalingkan muka, karena memang tidak sanggup melihat kekasih ALLAH ini di renggut ajalnya. Tidak lama setelah itu Rasulullah berkata 'Ya ALLAH alangkah dasyatnya syakratul maut ini, timpakan saja semua siksa ini kepadaku, jangan pada ummatku'. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak lagi bergerak, hanya bibirnya yang bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya, "Ushikum bis Shalat, wama Malakat Aimanukum" (peliharalah shalat da peliharalah orang-orang lemah di antaramu). Diluar pintu tangis mulai bersahutan, sahabat sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang kebiruan, "Ummati, Ummati, Ummati" (ummatku, ummatku,ummatku). Setelah  mengeluarkan kata - kata itu maka berakhirlah hidup manusia mulia yang membawa sinar kebenaran.

Dari kisah ini menceritakan bahwa ini adalah Sebuah keajaiban yang nyata, yang menandakan bahwa dia masih milik Rasulullah Saw. Semua ini juga bisa kita lihat zamannya para sahabat. Legenda keadilan Umar bin Khattab yang sangat terkenal, juga adalah sebuah keajaiban, yaitu karena dia masih milik Umar. Khalid bin Walid sang legenda perang di zaman islam, rela pergi berjihad di jalan Allah ketimbang tidur bersama seorang wanita cantik di malam pengantin, ini juga adalah sebuah keajaiban.

Dari kisah - kisah ini, menandakan keberadaannya adalah sangat penting dalam kehidupan kita, karena tanpanya kehancuran akan didapatkan..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline