Lihat ke Halaman Asli

Suarakan Suaramu!

Diperbarui: 12 Februari 2017   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Proses demokrasi mahasiswa di Unesa penuh dinamika yang cukup menghangatkan suasana civitas akademika baik ditataran mahasiswa skala warung kopi hingga tataran birokrasi. Pasalnya 2 tahun belakangan ini proses demokrasi mahasiswa (PEMIRA) selalu gagal terlaksana. Tahun 2014 adalah awal gejolak kemahasiswaan Unesa ketika terjadi perselisihan diantara mahasiswa sehinggga BEM Unesa divakumkan. Setelah 2 tahun vakum, secercah harapan muncul di tahun 2016, meskipun melalui proses Musyawarah Anggota Luar Biasa (MA LUB) dan bukan melalui proses Pemira, harapan untuk mengembalikan marwah kemahasiswaan Unesa telah kembali dengan terpilihnya Zainal dari prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum sebagai Ketua Bem Unesa dan Dadang dari Fakultas Teknis sebagai ketua MPM Unesa.

Setelah terbentuknya organisasi kemahasiswaaan Unesa sederet prestasi diukirkan oleh para pengurus Organisasi Kemahasiswaan Unesa diantaranya Asian Student Summit, Perkumpulan Legislatif Kampus se-Indonesia. Prestasi yang seperti ini bukanlah prestasi yang biasa-biasa saja, tak ayal jika banjir apresiasi didapatkan dari banyak kalangan. Jelas ini menjadi bukti bahwa marwah gerakan mahasiswa di Unesa telah kembali. Prestasi yang paling penting dicetak oleh organisasi kemahasiswaaan adalah melaksanakan amanat MA LUB 2016 yaitu melaksanakan pemira Unesa 2017. Ini menjadi harapan mahasiswa unesa untuk mengembalikan demokrasi mahasiswa (student governance) sesuai dengan khittohnya.

Sebagai seorang mahasiswa, tanggung jawab kita adalah peduli terhadap almamater tercinta Unesa. Dalam hal ini kita harus bahu-membahu untuk mengembalikan prestasi kemahasiswaan Unesa melalui proses demokrasi mahasiswa. Terlebih lagi beberapa nama figur telah menghiasi dinamika demokrasi kemahasiswaan Unesa seperti beberapa nama yaitu, Ketua BEM FIP 2016 Muchammad Syuhada’, Alfian Basuseh Arif, Veto Barid Ramadhan, Ahmad Noor Fuadi dan Muhammad Roikhan.

Faisol salah satu mahasiswa FISH menuturkan bahwa proses demokrasi mahasiswa yang digagas MPM dan BEM Universitas sudah cukup baik. Meskipun beberapa hal memang mengalami dinamika seperti adanya revisi Undang-Undang No 1 Tahun 2017 tentang Pemira Unesa yang disahkan oleh MPM dan BEM Unesa. Secara prosedur persiapan pemira sudah dijalankan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala. Hal ini disampaikan oleh Rendra, “Yaa Alhamdulillah sudah berjalan dengan baik mas dari segi jadwal dan mekanisme”, tutur ketua KPUR Unesa. Kandidat Ketua BEM Unesa 2017, Muchammad Syuhada mengatakan bahwa pemira Unesa tahun ini memang mengalami beberapa perbaikan akan tetapi yang paling penting adalah amanat MA LUB 2016 bisa terlaksana dengan demokratis.

Identitas mahasiswa sebagai komunitas intelektual harus berlangsung secara simultan. Kolaborasi intelektualitas mahasiswa dengan identitas mahasiswa organisator (memobilisasi massa) / mahasiswa  pun mutlak diperlukan. Berangkat dari term ini Pemira (pemilihan Umum Raya) Unesa patut dimaknai sebagai part of control, share aspiration dan kesadaraan berkontribusi terhadap almamater tercinta.

Mari kita songsong pesta demokrasi ter-akbar di UNESA dengan semangat pembaharuan dan perubahan, seperti apa yang disampaikan oleh Mussolini dalam counter hegemoni penguasa (pengampu kebijakan). Kita harus mengawal pesta demokrasi ini, satu suara menentukan nasib Unesa satu tahun kedepan. Golput bukanlah solusi... Hidup Mahasiswa !!! Salam Pergerakan !!!

12 Februari 2017 ditulis di bawah pohon rindang oleh Ade Ivan Al Haroma

LPM SINAR PERGERAKAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline