Lihat ke Halaman Asli

Ade Irvan Kurniawan

D4 Universitas Diponegoro

Pengukuran PH Tanah Wisata Petik Buah Kelengkeng Desa Greges

Diperbarui: 8 Agustus 2023   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presentasi Hasil Analisa PH Tanah Wisata Petik Buah Kelengkeng Desa Greges - Dok. pribadi 

Penulis: Ade Irvan Kurniawan

Greges, Tembarak, Temanggung
(02/08/2023)

Desa Greges, sebuah destinasi wisata petik buah kelengkeng, bagi para wisatawan yang ingin merasakan sensasi langsung memetik buah segar dari pohonnya. Namun, ada satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh para petani dan pengelola wisata di Desa Greges, yaitu tingkat keasaman tanah atau pH. Pengetahuan tentang pentingnya pH tanah dalam pertumbuhan dan perkembangan kelengkeng menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas dan kuantitas buah yang dihasilkan.

pH tanah adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan tanah. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, dengan pH 7 dianggap netral. Tanah dengan pH di bawah 7 dianggap asam, sedangkan pH di atas 7 dianggap basa. Untuk tanaman kelengkeng, pH tanah yang ideal berada dalam kisaran 5,5 hingga 6,5. pH tanah yang sesuai memberikan lingkungan yang optimal bagi perkembangan akar, penyerapan nutrisi, dan aktivitas mikroorganisme tanah, semuanya berperan penting dalam pertumbuhan kelengkeng yang sehat dan produktif.

Pengukuran PH Tanah Dengan PH Tester Tanah Vt-05 - Dok. pribadi 

Namun, hasil dari pengujian pH tanah yang dilakukan mahasiswa KKNT Universitas Diponegoro di Desa Greges menunjukkan angka 4,9, yang menandakan bahwa tanah di lokasi tersebut cenderung lebih asam dari yang dianjurkan untuk kelengkeng. Kondisi pH tanah yang rendah ini dapat memengaruhi ketersediaan nutrisi penting seperti natrium (Na), kalium (K), dan fosfor (P) yang diperlukan oleh tanaman kelengkeng.

Agar buah kelengkeng dapat tumbuh dengan baik dan berkualitas di tanah dengan pH rendah, langkah-langkah berikut dapat diambil:

  • Aplikasi Bahan Pembenah Tanah: Pembenah tanah seperti kapur pertanian dapat digunakan untuk menaikkan pH tanah secara perlahan. Namun, perlu diingat bahwa pembenah tanah tidak memberikan hasil instan dan memerlukan waktu untuk merespons.
  • Pemberian Pupuk yang Tepat: Pupuk dengan kandungan natrium, kalium, dan fosfor yang seimbang perlu diberikan secara rutin. Pupuk kalium khususnya membantu dalam pengaturan keseimbangan air tanaman dan menjaga daya tahan terhadap penyakit.
  • Penerapan Pemupukan Lengkap: Selain natrium, kalium, dan fosfor, nutrisi lain seperti nitrogen, magnesium, dan kalsium juga penting bagi pertumbuhan kelengkeng. Penerapan pupuk yang lengkap akan membantu memastikan tanaman mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
  • Pengelolaan Air yang Tepat: Kondisi pH tanah juga dapat dipengaruhi oleh pengelolaan air yang tepat. Pengairan yang berlebihan atau tidak cukup dapat memengaruhi pH tanah dan ketersediaan nutrisi.
  • Konsultasi dengan Ahli Pertanian: Mengonsultasikan keadaan tanah dan rekomendasi pemupukan kepada ahli pertanian atau petugas penyuluh pertanian desa dapat membantu dalam merencanakan strategi yang lebih efektif.

Pengambilan Sampel Tanah Yang Telah Diukur - Dok. pribadi

Dengan kerjasama antara para petani, pengelola wisata, dan masyarakat Desa Greges, optimisasi pH tanah untuk pertumbuhan kelengkeng yang lebih baik dapat dicapai. Dengan memahami pentingnya keseimbangan pH tanah dan memberikan nutrisi yang tepat, buah kelengkeng yang dihasilkan akan lebih lezat, berkualitas, dan memberikan pengalaman petik buah yang tak terlupakan bagi para pengunjung Desa Greges.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline