Lihat ke Halaman Asli

Ade Irma Mulyati

SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Menjajal Whoosh Menemukan Bahagia

Diperbarui: 17 Januari 2024   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

"Bu, sudahkan mencoba naik Whoosh?" Berulang kali pertanyaan itu terdengar. Sepertinya telingaku semakin memerah. Dalam hati berujar, "Hmm, kapan bisa menikmatinya, pasti akan ku beritakan pada dunia"

Jujur, saya belum menjajal kereta yang ramai dibicarakan. Hal ini karena belum terjadwal. Biasanya kalau direncanakan suka ada saja gangguan. Padahal saya benar-benar penasaran. Konon kata orang di sepanjang perjalanan pokoknya nyaman. Mati kita buktikan. 

Sebenarnya pengalaman ini berawal dari ketidaksengajaan. Tatkala mendapat kabar salah satu kerabat ada yang meninggal dunia.  Tanpa pikir panjang kami bergegas berkemas walau tengah malam. Setelah rapi, kami saling bertatapan. Lama kelamaan nyengir kuda.

"Lho, siapa yang bawa kendaraan?" Sudahlah akhirnya secara berjamaah tertunduk lesu. Lupa, anak laki yang paling rajin kalau diajak pergi sedang keluar kota. 

"Aha, naik kereta". Menjadi solusi paling mujarab sebagai ide dari mantan pacar.

Berangkatlah. Di sepertiga malam kami masih menikmati deru gerbong Serayu yang melaju memotong dinginnya malam. Sepertinya perjalanan dihabiskan dengan tidur ayam. Terkadang terbangun beberapa menit kemudian terlelap diayun ambing dan ditemani nyanyian rel yang berderit. Guncangan pelan dirasa seperti ayunan kain semakin meninabobokan serta menenggelamkan lamunan berirama tarikan nafas naik turun beraturan. Lumayan ada waktu memejamkan mata sekejapan. 

Pagi buta tibalah di tujuan. Setelah bertegur sapa, menanyakan kabar kerabat dan menyampaikan bela sungkawa kami beranjak dari rumah duka, setelah mendiang yang meninggal selesai dikebumikan.

Berpamitan lah untuk pulang. Kembali pada lanjutan kisah yang sepertinya cerita tersebut akan terulang. 

"Pakai apa gerangan sampai ke Padalarang?"

"Naik Whoosh sajalah" Kami jadikan jawaban singkat tetapi padat.

Untuk menjangkau ke Halim kami naik LRT. Ini pengalaman pertama pula. Jadi jangan disalahkan jika mengalami kisah turun di stasiun yang kejauhan akibat salah naik LRT yang harusnya ke stasiun Jatimulya Bekasi, ini malah melengos sampai ke stasiun TMII. Otomatis naik tangga turun naik eskalator, bolak balik sampai dengkul terasa pegal. Ternyata di awal kami salah menentukan peron perjalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline