Lihat ke Halaman Asli

Ade Irma Mulyati

SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Trik Menghindari Remedial Saat Menaklukan Tantangan

Diperbarui: 23 November 2022   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Diary, sebenarnya saya sedang melakukan sebuah challenge bagi diri sendiri. Menguji ketahanan sejauh mana saya bisa melampaui tantangan. Memang tak ada reward yang diberikan tetapi ada yang lebih bermakna yang tidak bisa dibeli dengan sejumlah uang, yakni nilai kepuasan dan kebanggaan.

Kepuasan yang saya terima menjadi sebuah harga yang diperjuangkan dengan mengorbankan dan menepis sebuah keegoisan diri. Anggap kalau saya berhasil maka telah memenangkan peperangan. Sedangkan rasa kebanggaan akan bertumbuh dari proses diri mampu melampaui tantangan yang ditargetkan, dan dampaknya semakin mempertebal rasa percaya diri. Kepercayaan sebagai buah kesanggupan menguras kemampuan mengambil makna dari berbagai peristiwa berdasarkan analisa dan pemahaman sendiri.

Diary, saya tidak gagal, tetapi bahasanya akan diperhalus dengan "belum berhasil". Ada yang masih kurang saat melakukan tantangan tersebut. Saya baru mampu melampaui sebelas hari sejak 12 November 2022 lalu. Padahal rencana awalnya saya ingin menuntaskan hingga sebulan mendatang. Tak apa hal ini membuktikan sebuah proses pembelajaran harus bertahap dan berjenjang. 

Hari ini saya akan memulai kembali, dengan mengulang sebuah proses dari tangga pertama. Berangsur tetapi pasti harus dilakoni. 

Setelah mengalami proses remedial, saya memiliki pemahaman bahwa ada trik yang harus dilakukan untuk menghindari proses pengulangan saat menaklukan sebuah tantangan yakni:

  • Komitmen pada diri sendiri. Inilah hal yang harus dipegang oleh diri sendiri agar berdamai dengan tujuan akhir yang sudah disematkan. Selalu bergerak ke satu arah walaupun dalam kondisi "paciweuh" karena banyak hal yang harus dituntaskan. Komitmen menjadi hal utama dan menjadi benteng penguatan diri, agar menuntaskan apa yang sudah direncanakan.
  • Percaya diri. Menjadi sumber energi positif yang menebalkan serta memperkaya bahwa diri mampu melakukan tantangan. Banyak menggali potensi termasuk menelaah aset diri yang bisa direvankan untuk pencapaian tujuan. Berfokus pada apa kalimat,"Saya bisa lakukan hal ini...". Menghindari kalimat-kalimat negatif yang akan menguras rasa percaya diri, seperti kata-kata, "Rasanya berat bagi saya untuk..."
  • Manajemen waktu. Berbagi dan membiasakan untuk membuat schedule setiap hari. Hal ini penting untuk membagi waktu kapan mengerjakan tugas negara baik di rumah maupun di sekolah, berapa lama untuk rehat, dan berapa menit yang dibutuhkan untuk menyempatkan diri melakukan hal yang digemari. Manajemen waktu harus dijalankan sesuai dengan rencana yang sudah dituliskan.
  • Tumbuhkan motivasi. Dengan memberdayakan kekuatan dari dalam diri. Saya bisa, saya mampu, yakin saya bisa menyelesaikan. Lurus saja pada target yang akan dicapai. Motivasi dari dalam diri menjadi modal penting yang menjadi sandaran kekuatan diri. Motivasi semakin tinggi maka energi untuk terus maju bergerak sampai tujuan terus menggelindingkan setiap rencana Sampai pada capaian akhir.
  • Mengembangkan kemampuan mengambil ide dari hal sederhana. Melampaui tantangan tidak perlu untuk hal yang wah, dimata orang lain. Gunakan kacamata sendiri, yang penting ide tersebut bernilai manfaat bagi orang lain, mudah dimodifikasi, gunakan gaya bahasa penyampaian yang mengalir sehingga mudah dicerna dan dipahami. Bukankah sederhana itu lebih bermakna?
  • Membuat catatan pribadi untuk mengumpulkan ide-ide yang kadang datang secara liar tanpa dikendalikan. Biasanya untuk mendapatkan sebuah ide diperoleh dari hasil mengamati, menyimak, bahkan merefleksi rangkaian peristiwa diri maupun di sekitar lingkungan. Semakin sering mengasah ketajaman analisa, semakin mudah mengumpulkan kemungkinan hal baru yang akan diungkapkan. Biasanya ide datang tiba-tiba dan tidak direncanakan, itulah sebabnya saat ide datang langsung dituliskan. Dengan membuat catatan meminimalisir lupa karena faktor usia bisa memengaruhi daya ingat kita. 
  • Banyak membaca untuk menambah literatur dan pemahaman berfikir. Inilah kata kunci terakhir. Membaca menjadi pintu pembuka pengetahuan dan memudahkan seseorang untuk mengungkapkan ide.

Diary, ternyata belum berhasilnya dalam melampaui tantangan, faktor penyebabnya ada pada diri saya sendiri. Banyak alasan yang dibuat sebenarnya menjadi penghalang yang harus disingkirkan. Ternyata remedial saat melampaui tantangan tidak mengenakan. Banyak tenaga, energi dan waktu yang harus dikeluarkan kembali untuk memualia lagi dari awal. 

Diary, di masa depan saya tak ingin remedial lagi.

KBB, 22112022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline