Penumbuhan profil pelajar Pancasila pada pengembangan kemampuan berkolaborasi dan memahami peran bagi siswa bisa ditumbuh kembangkan melalui permainan tradisional.
Mari kita tengok suasana di hari Minggu di sebuah lapangan yang menjadi favorit bagi anak-anak dari 4 kampung yang bersiap bermain sepak bola. Mereka sepertinya berasal dari Kebon Kalapa, Pakusarakan, Rawa Tengah dan Cipageran. Semuanya berkerumun sejak pagi dan memulai saling berbagi tim.
Aktivitas mereka terkadang menyita perhatian masyarakat lainnya. Maklum di sekitar lapangan itupun sedang berlangsung kegiatan Pasar Minggu yang penuh diisi ibu-ibu berbelanja atau sekadar cuci mata, jalan-jalan mengasuh cucu.
Anak-anak yang sedang bermain bola tidak merasa terganggu, mereka asyik dengan permainan berlari mengejar bola sambil sesekali berteriak mengomandoi rekan setim untuk mengoper bola.
Menyimak bagaimana anak-anak melakukan serangkaian kegiatan yang paling digemari menggelitik pengunjung lain untuk sesekali mengalihkan pandangan ke tengah lapangan. Anak-anak terlihat menikmati permainan tersebut.
Mereka sudah diperkenalkan dengan si kulit bundar sejak kecil. Tidak heran jika di kelas ditanya apa hobinya, mereka lebih banyak memiliki pilihan ingin menjadi pemain sepak bola.
Sangat jarang ditemukan siswa laki-laki yang memiliki hobi membaca. Biasanya mereka akan memilih berenang atau bersepeda sebagai pilihan kegemaran.
Ada beberapa keuntungan ketika anak menyukai permainan sepak bola, yakni:
- Permainan tradisional ini sudah memasyarakat, mudah, murah dan memantik untuk uji ketangkasan serta keterampilan dalam mengocek si kulit bundar. Semakin mahir dan lincah dalam bergerak tentu saja akan menjadi sorotan teman-teman sepermainan. Bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi rebutan, ketika suit penentuan pasangan.
- Dalam bayangan anak-anak, menjadi pemain sepak bola adalah hal yang paling gampang dilakukan. Dengan berbekal badan tegap, tinggi, bisa berlari kencang, menjadi modal awal untuk mewujudkan impian menjadi pemain sepak bola kenamaan seperti sosok yang mereka banggakan.
- Bermain sepak bola bisa dinikmati dimana saja asal ada tanah lapang, mereka bisa bermain bersama.
- Bermain sepak bola bisa berkolaborasi berbaur dengan siswa sebaya tanpa membeda-bedakan asal usul sekolah bahkan status sosial. Asalkan tinggi badan hampir sama mereka bisa memulai permainan sepak bola.
- Sepak bola menumbuhkan sportivitas dalam olah raga. Hanya saja untuk menumbuhkan sikap ini diperlukan pengendalian diri dari anak-anak lainnya. Terkadang hanya hal yang menurut orang dewasa biasa saja, menurut anak-anak memiliki makna yang besar. Pada akhirnya memicu perselisihan. Andaikan tidak ada yang berhasil melerai, tidak menutup kemungkinan terjadi perkelahian. Tetapi hal ini jarang. Biasanya mereka memiliki kesadaran bahwa dalam permainan sepak bola ada tim yang kalah dan tim yang menang.
- Permainan sepak bola mengajarkan anak untuk memahami peran masing-masing. Bukankah mereka ada yang jadi penjaga gawang, barisan penyerang dan barisan pertahanan. Diantara mereka harus saling berkomitmen dalam posisinya serta mampu membaca situasi bagaimana berbagi peran. Tujuan dari setiap tim adakah berusaha bagaimana menjaga kekompakan agar bisa memasukkan bola ke gawang lawan.
Ada manfaat yang bisa ditumbuh kembangkan dari permainan tradisional sepak bola. Permainan tradisional tersebut diupayakan menjadi wadah untuk berkolaborasi.
Sikap mau berkolaborasi memberikan pengalaman bahwa bersama-sama akan memudahkan mencapai target yakni membobol gawang lawan. Pada diri siswa tumbuh kesadaran bahwa saat melakukan permainan alangkah baiknya membagi bola dari satu pemain ke pemain yang lainnya serta cerdas memanfaatkan peluang.
Menumbuhkan kolaborasi menjadi awal bekerjasama dan akan menjadi pengalaman berharga untuk membiasakan memposisikan diri sesuai dengan peran masing-masing dengan tetap mengedepankan sikap saling menghargai sebagai bentuk penumbuhan profil pelajar pancasila walaupun melalui permainan rakyat sepak bola.