Engkau bertanya kapan sekolah dibuka. Aku bertanya bagaimana menjawabnya yang bisa membahagiakan hatimu. Di lubuk hatiku tak tega membuat kalian gelisah.
Aku tahu kalian sudah dirasuki perasaan risau, kacau, jenuh, dan kerinduan bertemu guru dan teman. Kalian sudah tak tahan ingin membuat ceria halaman sekolah. Kalian sudah tak sabar menanti saat mengecap kebersamaan indahnya masa di sekolah.
Kalian sudah berlatih memakai kaos kaki dan menalikan sepatu sendiri. Kalian sudah memupuk kemandirian dengan berlatih melipat baju seragam merah putih. Kalian sudah menghafalkan butir sila Pancasila dan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Menalar lancar menyanyikan lagu wajib nasional.
Kalian sudah menyiapkan sepatu baru yang dibeli sejak bulan Juli. Sepatu itu belum pernah kalian kenakan satu kalipun. Sepatu itu selalu tergantung rapi bersebelahan dengan tas yang tak pernah digendong sambil berlari melawan angin.
Entahlah Januari nanti apakah sepatu dan baju masih bisa kalian kenakan dengan nyaman?Apakah kalian mesti membeli lagi seragam baru yang lebih besar?
Hanya tumpukan buku tugas yang bu guru bolak balik dan mengeja namamu. Berusaha mengumpulkan ingatan merekam wajah kalian. Merajut cerita dan kisah membayangkan wajah kalian ketika sedang belajar. Semoga kalian bahagia dan menikmati belajar ditemani bunda sebagai pembimbingnya. Bagaimana cara mengungkapkan rindu pada muridku.
Bandung, Barat, 26-10-020
