Lihat ke Halaman Asli

ADE IMAM JULIPAR

AutoCAD Trainer

Menyoal Prinsip Ekonomi

Diperbarui: 7 Februari 2020   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bp.blogspot.com

Oleh: Ade Imam Julipar

07-02-2020

Mungkin kita masih ingat ketika pelajaran ekonomi di kelas 2 SMP, dua atau tiga teman sudah keluar kelas duluan dengan cara loncat dari jendela kelas untuk nongkrong di kantin, Pa Yana, guru ekonomi,  menerangkan di depan kelas tentang prinsip ekonomi.

Sambil terkantuk-kantuk kita pun mendengarkan apa yang dijelaskan. Dengan logat sunda bandung-nya, Pa Yana menjelaskan bahwa prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya, untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.

Waktu itu mungkin kita tidak paham betul apa yang dijelaskan. Tingkat pemahaman kita akan makna kata belum lagi sampai kesana. Mungkin yang tertangkap hanya rangkaian kata-kata tanpa makna yang kita hapal, sehingga ketika ulangan harian tiba, kita pun bisa memindahkan hapalan ini pada lembar jawaban.

Seiring waktu, cara berpikir dan tingkat pemahaman pun bertumbuh kembang. Konsep itu, walaupun abstract, teraih juga. Kita bisa mengambil contoh penerapan prinsip ekonomi dalam kehidupan sehari-hari di sekeliling kita.

Ambil saja contoh Mas Darman pedagang rujak langganan kita. Mas Darman membeli segala buah-buahan untuk dijadikan rujak. Total belanja 200 ribu. Kemudian dia berjualan keliling dari siang sampai sore. Kenapa dari siang? Karena kalau dari pagi jarang orang yang beli. Bisa-bisa mencret orang pagi-pagi makan rujak.

Hari merayap senja, akhirnya dia pulang ke rumah. Dihitungnya rupiah yang berhasil dia kumpulkan hari itu. Setelah dihitung semua, ternyata uang yang didapat 340 ribu. Ada selisih antara uang belanja dan uang yang terkumpul dari hasil berjualan keliling. Selisihnya 140 ribu.

Uang yang 140 ribu itu disebut keuntungan. Jadi, keuntungan adalah selisih hasil total penjualan dengan  modal. Mas Darman, walaupun tidak belajar ilmu ekonomi secara formal, tetapi dia menerapkan prinsip ekonomi. Dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Semacam naluri untuk bertahan hidup. Dengan keuntungan yang didapat itu dia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ada persoalan menganga disini. Bagaimana jika Mas Darman mempunyai modal yang lebih besar? Tentu keuntungannya pun akan semakin besar. Ya, inilah persoalan mendasarnya. Jika ingin mempunyai keuntungan besar, maka modal pun harus besar. Prinsip ekonomi mendapat benturan besar.

Apakah prinsip ekonomi hanya diperuntukan pada pemain-pemain kecil seperti Mas Darman? Sedangkan orang yang memiliki modal besar memiliki prinsip ekonomi yang berbeda, yaitu: Dengan modal yang sebesar-besarnya, untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline