Lihat ke Halaman Asli

ADE IMAM JULIPAR

AutoCAD Trainer

Menjengkal Batang Pancing

Diperbarui: 20 Desember 2018   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pngtree.com

Saya termasuk salah seorang yang kurang begitu menyukai kegiatan memancing. Salah satu alasannya : saya tidak bisa berenang. Karena orang kebanyakan memancing di sungai atau di laut. Dua tempat yang disebutkan  itu adalah sekumpulan air. Berbicara sekumpulan air, saya ada pengalaman buruk dengannya. Seperti yang pernah saya tulis pada tulisan-tulisan sebelumnya. Saya hampir tenggelam di sekumpulan air itu karena tidak bisa berenang.

Ada hal menarik ketika berbicara memancing. Dulu waktu di kampung asal, saya punya tetangga depan rumah yang hobi memancing. Dia supir angkutan umum. Kalau sedang tidak bekerja dia mengisi harinya dengan pergi memancing.

Pernah pada satu kesempatan saya memperhatikan dia membuat Pancing. Pancing yang terbuat dari bambu. Setelah membelah bambu panjang menjadi beberapa bagian, dia serut satu bagian menjadi sebuah Pancing. Dia haluskan Pancing itu dengan pecahan botol.  Atau dalam bahasa sunda: Beling.

Nah, kemudian sampailah pada bagian menariknya -- seperti yang saya sebutkan di atas.

Dia luruskan di depan  secara horisontal Pancingnya, kemudian dia melakukan gerakan menjengkal dengan kedua tangan sambil berkata:

Niis.....Mais....Manggang....Mindang....... Niis.....Mais....Manggang....Mindang....... Niis.....Mais....Manggang....Mindang.......

Dia mengucapkan itu dengan berirama. Jadi seperti sebuah lagu. Atau mungkin terdengar seperti sebuah mantra.  Di tiap akhir kata ada hentakan intonasi. Pokoknya 'Nice to hear" deh.

Niis jengkal pertama, Mais jengkal kedua, Manggang jengkal ketiga, Mindang jengkal keempat. Di jengkal kelima dia balik lagi pada kata: Niis. Begitu seterusnya sampai pada ujung Pancing yang runcing.

Ketika sampai pada ujung Pancing yang runcing, dia menyebut: Mindang, dan di ujung Pancing itu masih ada sisa batang pancing. Dia mengambil pisau, memotong sisa batang pancing itu.

Setelah  memotong, dia menjengkal lagi batang pancing bambu itu dari ujung yang besar sampai ke ujung yang kecil. Dia lakukan sambil berkata persis sama dengan yang pertama. Sambil menjengkal berkata:

Niis.....Mais....Manggang....Mindang....... Niis.....Mais....Manggang....Mindang....... Niis.....Mais....Manggang....Mindang.......

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline