Lihat ke Halaman Asli

ADE IMAM JULIPAR

AutoCAD Trainer

Manfaat Menulis dan Menulis yang Bermanfaat di Media Sosial

Diperbarui: 6 September 2018   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Di era milenial ini menulis sudah menjadi alat komunikasi utama. Perkembangan teknologi internet dan media sosial pemicunya. Orang dipaksa untuk menulis. Apapun itu. Dan ini kita bisa saksikan tanpa harus sulit mencari. Status-status di media sosial merefleksikan hal tersebut.

Orang mau jalan-jalan, dengan cepat mereka menulis: Otw ke Kampung nih. 

dokpri

dokpri

Sedang makan, bukan berdo'a dulu, tetapi mereka ambil smartphone, kemudian memfoto makanan tersebut kemudian diposting di media sosial dengan ditambahi tulisan: makan malam dengan si do'i.

dokpri

Informasi tentang kejadian di sekitar kita pun banyak ditulis oleh sesama pengguna media sosial.  Jadi, hanya dalam hitungan detik kita bisa tahu informasi sebuah kejadian. Padahal tempatnya bisa jadi beberapa ribu kilometer dari tempat kita membuka smartphone. Para pengguna media sosial saling berbagi informasi lewat tulisan status mereka.

Bahkan hal-hal yang menimpa seseorang yang sifatnya pribadi  bisa kita tahu dari tulisan status orang tersebut. Misal dia sedang sakit perut, kita bisa tahu, karena dia menulis status: Aduuuh, perut sakit. Dari pagi BAB (Buang Air Besar)  terus. Atau mungkin ketika orang itu "kecipirit" juga kita tahu, karena dia tulis "kecipirit"-nya di status. Tahu kan apa itu kecipirit? Kecipirit adalah BAB di celana tanpa sempat ke toilet. Mungkin kalau meminjam istilah para pemburu teroris, kecipirit bisa disamakan dengan: tembak di tempat!

Ya, hal itu semua kita ketahui karena tulisan di media sosial. Ini sangat menggembirakan. Dunia literasi pun menjadi semakin marak. Dalam batas tertentu orang memerlukan untuk membaca dan menulis. Walaupun itu hanya sebatas membaca dan menulis status di media sosial. Yang pasti hal ini sangat berbeda jika dibandingkan ketika media sosial belum lagi ada di muka bumi ini dan belum seramai sekarang.

Dulu orang kalau membaca atau menulis medianya hanya kertas --baik dalam bentuk buku maupun bentuk lainnya. Media yang secara fisik terinderai. Bicara media fisik tentu saja kita tidak akan terlepas dari yang namanya ruang dan waktu. Ada dimensi pembatas.

Tetapi ketika dunia internet ---teristimewa media sosial --mengambil alih peran media fisik komunikasi tersebut, batasan ruang dan waktu pun sudah tidak ada artinya lagi. Ruang dan waktu tereliminasi ke ceruk peradaban konvensional. Ruang dan waktu tidak lagi menjadi halangan orang untuk berkomunikasi. Dari belahan dunia paling barat sampai belahan dunia paling timur orang bisa berkomunikasi secara real time. Detik ini menulis, detik ini juga orang di belahan bumi lainnya bisa langsung membaca.

Inilah yang selama ini saya alami. Saya setiap hari mendapati berpuluh-puluh pertanyaan di berbagai ruang. Baik itu di messenger, Whatsapp, sms, maupun di beranda beberapa media sosial saya.

Kebanyakan pertanyaan-pertanyaan itu seputar AutoCAD. Sebuah software desain yang sudah established dibanding software sejenis lainnya. Pertanyaan itu baris berbaris setiap waktu. Bahkan terkesan  desak mendesak. Dan saya pun dengan senang hati menjawabi semua pertanyaan itu.

dokpri

Demikian hal ini terjadi selama bertahun-tahun. Hampir  enam atau tujuh tahunan. Pertanyaan-pertanyaan yang sudah dijawab, kemudian jawabannya bisa menyelesaikan apa yang ditanyakan, saya kumpulkan. Memang tadinya berceceran dimana-mana. Berserakan di berbagai media. Ya, itu semua saya kumpulkan. Saya pilah dan  pilih. Prosesnya memang tidak mudah. Tetapi bukankah yang tidak mudah bukan berarti sesuatu yang mustahil?
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline