John Lennon Tuhankah?
[caption id="attachment_135923" align="alignleft" width="382" caption=" God is a concept by which we can measure, our painâ�� by John Lennon"][/caption] God is a concept by which we can measure, our pain”. Di suatu siang secara tidak disengaja saya mendengarkan lagu itu dari mp3 player, lagu God milik John Lennon. Entah mengapa lagu itu kini terus menerus saya pasang dan dengarkan, setiap lagu memang memiliki emosinya tersendiri. Dan emosi dari lagu itu telah mengena dalam diri saya. Hingga pada akhirnya yang tadinya saya tidak begitu ‘ngeh’ dengan isi lagu itu. setelah terus menerus mendengarkannya saya mulai menulusuri isi dan maksut serta arah dari lagu God itu. Awalnya saya menduga bahwa lagu itu berisi tentang penjabaran Tuhan yang esa, tapi ternyata bukan. pada baris awal John membuka lagu God nya dengan kalimatGod is a concept by which we can measure, our pain”. tuhan ialah tempat untuk mengukur kesalahan yang telah kita buat dan ia akan mengatakan itu terus dan lagi. Kata John pada section awal lirik lagu Godnya. Memang semasa masih bergabung dengan The Beatles, John selalu membuat pernyataan yang tidak biasa yang kontroversial, ia seakan mengatakan ketika seseorang telah berkarya dan karyanya mampu menjawab keresahan-keresahan yang ada pada diri manusia maka anggaplah karya itu wahyu. Itu yang saya tangkap dari beberapa seniman besar lainnya, ketika manusia telah menciptakan sesuatu yang mampu mereda kerasahan-kerasahan dalam diri manusia maka seniman itu tak ubahnya sepertiseoarang nabi yang memberikan pesan kepada umat manusia. tidak salah jika dalam hal ini kita menghambakan seni dan senimannya. Membicarakan John Lennon pada kasus ini rasanya tidak bisa terlepas dari pernyataannya yang menggemparkan kalangan pemuka agama. ia memberi ungkapan bahwa The Beatles akan lebih terkenal dari Jesus Kristus, tuhannya, tuhan dari agama yang ia pecayai. Pernyataan itu masih bisa dilihat pada film documenter John Lennon vs US. lalu di tahun awal-awal bubarnya The Beatles, pada tahun 1970 John membuat album John Lennon/ Plastic Ono Band, album yang bermaterikan lebih dari sepuluh lagu itu memuat lagu God didalamnya. Lagu yang sekaligus mungkin menjawan dan juga mengakhiri mimpi-mimpinya bahwa The Beatles akan lebih terkenal dari Tuhan. Namun di lagu itu pula John memberi ungkapan baru bahwa saya hanya John, iya, hanya seorang john. mimpi-mimpi itu telah usai. saya telah bermimpi tapi saya telah terlahir kembali sebagai John. Itulah ungkapan John Lennon pada bagian akhir lagu Godnya. Tapi sebelum bagian akhir lagunya, John berteriak seperti ini I don't believe in magic, I don't believe in I-ching, I don't believe in bible, I don't believe in tarot, I don't believe in Hitler, I don't believe in Jesus, I don't believe in Kennedy, I don't believe in Buddha, I don't believe in mantra, I don't believe in Gita, I don't believe in yoga, I don't believe in kings, I don't believe in Elvis, I don't believe in Zimmerman, ( Bob Dylan) I don't believe in Beatles, I just believe in me, Yoko and me, And that's reality. Ternyata tuhan yang ia maksutkan dalam lagunya ialah segala sesuatu yang ia sukai, tapi ia tidak percaya pada semuanya. ia hanya percaya pada dirinya, lalu siapakah Tuhan yang ia maksut ? dirinyakah !! HK. http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2011/09/16/teknologi-led-pada-tv-membuat-dompet-tebal/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H