Pertanyaan diatas, sering kita jumpai saat kita melakukan proses wawancara pekerjaan baik itu dengan HRD, psikolog, maupun perwakilan perusahaan. Kadang kita dengan yakin mengatakan bahwa kita adalah seorang multitasking hanya dengan berasumsi kita mengerjakan banyak hal di pekerjaan kita sebelumnya. Bahkan asumsi tersebut justru muncul dari pewawancara berdasarkan analisa experience yang kita tuliskan maupun kita sampaikan. Sebenarnya kita harus dapat membedakan dan mengenal apa itu multitasking dengan task switching.
Dari halaman wikipedia, human multitasking disebutkan adalah an apparent human ability to perform more than one task, or activity, over a short period of time. Jika diterjemahkan adalah kemampuan seseorang dalam mengerjakan lebih dari satu tugas, atau aktifitas selama periode waktu yang singkat. Jika saya ingin sedikit menambahkan, maka saya akan mengatakan over a short periode of time or a same time, atau dengan kata lain ialah kemampuan dalam menjalankan tugas ganda yang diselesaikan atau dikerjakan pada waktu yang bersamaan.
Coba kita melirik istilah task switching, ialah suatu kemampuan manusia dalam menjalankan tugas, atau suatu aktifitas pada waktu yang hampir bersamaan. Sederhanannya jika anda pernah diminta laporan keuangan dan disaat yang sama , anda harus mengerjakan sebuah proposal acara, maka umumnya anda akan memilih mengerjakan salah satu tugas tersebut, sebelum melanjutkan ke tugas berikutnya.
Anda dapat melanjutkan tugas kedua, jika dirasa pada tugas pertama sudah anda kerjakan meski baru sedikit. Kemudian anda akan kembali ke tugas pertama lagi untuk menyelesaikannya, dan berpindah lagi ke tugas ke dua. Hampir bersamaan, namun tidak dikerjakan pada waktu yang sama, artinya anda tidak sedang menggunakan tangan kanan untuk mengerjakan laporan keuangan dan tangan kiri untuk mengerjakan proposal acara.
Sebenarnya mudah untuk kita dapat dikatakan seorang multitasking atau tidak. Dalam kesempatan ini penulis akan membagikan sebuah test sederhana untuk mengukur sampai dimana kita dapat dikatakan seorang multitasking. Atau jika masih ingin disebut seorang multitasking, sejauh mana kita bisa memaksimalkan kemampuan multitasking kita. Baik apakah anda sudah siap? jika sudah-- jangan siapkan pulpen atau kertas, hanya mempersiapkan kinerja otak kita.
Berikan waktu 1-3 menit untuk tidak ada orang yang akan mengganggu waktu test anda. Kata kuncinya fokus, dan intruksinya adalah saya akan memberikan sebuah cerita pendek. Tugasnya sederhana, anda hanya harus mengingat berapa jumlah kata mama, mimi, pasar, dan pasir yang muncul dari cerita pendek yang akan saya tuliskan dan anda hanya diperbolehkan membacanya sekali saja, tidak boleh dilakukan pengulangan.
Sudah siap? yuk kita mulai
Aku astri, aku sekarang sedang bekerja di sebuah lembaga asuransi pemerintah selama hampir 3 tahun. Penempatan pertamaku saat ini di wilayah kalimantan selatan Banjarmasin yang dalam catatannya dikenal sebagai kota seribu sungai. Selain sungai, disini juga terkenal dengan rumah design panggung yang berfungsi agar tetap kokoh walau berada di wilayah bergambut. Karena tanah disini bukan tanah keras, melainkan tanah gambut-- jadi jika anda ingin membangun rumah disini perlu kerja ekstra untuk mengumpulkan tidak hanya semen, pasir dan bahan bangunan lain yang bisa anda temukan dipasar, tapi juga kayu ulin yang terkenal kokoh akan air.
Banjarmasin juga terkenal dengan pasar pasar yang mudah ditemukan disetiap sudut kota, jadi jika anda ingin membeli kebutuhan hidup tidak perlu khawatir. Aku disini bersama dengan sahabatku mimi. Mimi adalah orang yang periang yang berasal dari kota yang sama denganku, Jakarta. Mimi satu angkatan denganku, petama kali ia datang, Mama mimi ikut untuk mengantarkan kami ke Banjarmasin. Mama mimi adalah orang yang periang dan baik hati, jadi aku tidak heran jika mimi saat ini mungkin mengikuti sifat mama nya.
Mama, aku juga memanggilnya begitu, karena aku rasa dimanapun aku, meski harus tinggal dikawasan sungai, ataupun padang pasir , saya harus juga ramah dan tetap menghormati setiap orang tua. Walau mama saya tidak ikut mengantarkan saya, tapi dengan hadirnya mama mimi saya merasa tidak kesepian dan merasa mama saya ada selalu didekat saya. Hampir satu minggu mama dari sahabatku mimi tinggal di Banjarmasin. Seiap pagi kami pergi ke pasar untuk membeli berbagai kebutuhan.
Mama memang suka memasak, tapi kemampuannya tersebut sayangnya tidak turun dalam diri Mimi. Di pasar kami membeli berbagai bumbu makanan, sandal jepit hingga bahan bahan bangunan seperti pasir. Mungkin banyak yang bertanya kenapa pasir? bukan untuk membangun rumah, tapi lebih sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan seperti gantungan kunci dalam tabung yang kami isi dengan pasir. Pasar dibanjarmasin juga beragam dan bersih, pengelola kota Banjarmasin sangan peduli terhadap kebutuhan masyarakatnya yang kerap kali mengunjungi pasar sebagai pusat ekonomi.