Lihat ke Halaman Asli

Pelanggaran Etika pada Humas PT KAI Commuter Line

Diperbarui: 9 Maret 2022   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KRONOLOGI KEJADIAN

Pada 9 Desember 2012 lalu, terjadi kecelakaan KRL Commuter Line jurusan Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki yang mengangkut BBM. Kecelakaan terjadi di jalur kereta dari arah Stasiun Pondok Ranji menuju Stasiun Kebayoran Lama. Dikutip dari berita Sindonews.com, akibat begitu kerasnya benturan pada kecelakaan tersebut, mengakibatkan gerbong satu kereta itu atau gerbong khusus wanita terbakar. Begitu pula dengan truk yang memuat BBM yang juga ludes terbakar. Tujuh orang meninggal dunia dan 59 orang luka-luka. Kecelakaan tersebut terjadi begitu tragis dan sebagian besar korban dari kecelakaan tersebut adalah ibu-ibu.

ANALISIS

Kecelakaan tersebut dikabarkan akibat beberapa kelalaian yang dilakukan oleh PT KAI, seperti plang patah dan rusak namun tidak dilakukan perbaikan. Sehingga salah satu tayangan televisi Hitam Putih dengan host Deddy Corbuzier, mengundang berbagai pihak untuk melakukan klarifikasi dan memberikan penjelasan sejelas-jelasnya, salah satunya adalah Humas PT KAI Commuter Line, yakni Eva Chairunnisa. Dalam acara tersebut, Eva memberikan beberapa statement yang saya highlight karena cukup kontroversial. 

1. Eva mengungkapkan bahwa dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pintu perlintasan dan gardu yang dibuat oleh PT KAI sifatnya hanya opsional, Undang-Undang tersebut hanya mewajibkan adanya rambu-rambu. Plang yang sudah dibuat seperti kurang berguna karena masyarakat tidak peduli dan langsung lewat saja tanpa menengok kanan dan kiri terlebih dahulu.

2. Saat Deddy yang menanyakan "Kalau membangun jalur bawah atau fly over kan butuh waktu lama. Mengapa tidak menambahkan CCTV atau penjaga saja?", namun Eva tidak menjawab pertanyaan sesuai konteks. Eva menjawab "Jumlah kendaraan kan terus bertambah, mau sampai kapan?. Padahal sudah ada plang dan penjaga juga".

3. Eva mengatakan meskipun plang kereta hanya sepotong itu tidak rusak namun langsung dibantah oleh Deddy. Eva mengatakan "Enaknya kita ke lokasi aja karena kalau tidak ke lokasi tidak akan tahu apa-apa. Ayo pasang gambarnya saya berani taruhan". Hal yang memalukan terjadi saat Deddy mengatakan "Sudah tayang, tapi kan episode 1 Anda telat datangnya".

4. Eva mengatakan plang tersebut tidak penting patah atau tidak. Dari pihak PT KAI sudah menjalankan SOP dengan baik, jadi seharusnya pengguna jalan/masyarakat yang seharusnya berhenti kalau sudah ada rambu-rambu meskipun plannya belum menutup total.

Dari kejadian ini, Eva telah melanggar Kode Etik Perhumas Indonesia pada Pasal 3 tentang Perilaku Terhadap Masyarakat dan Media Massa, yaitu:

  1. Menjalankan kegiatan profesi kehumasan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat serta harga diri anggota masyarakat
  2. Tidak melibatkan diri dalam tindak memanipulasi intergritas sarana maupun jalur komunikasi massa
  3. Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau yang menyesatkan sehingga dapat menodai profesi kehumasan
  4. Senantiasa membantu untuk kepentingan Indonesia

Serta melanggar Kode Etik Profesi APRI pada Pasal 1 tentang Norma-Norma Perilaku Profesional, yaitu "Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya, seorang anggota wajib menghargai kepentingan umum dan menjaga harga diri setiap anggota masyarakat. Menjadi tanggung jawab pribadinya untuk bersikap adil dan jujur terhadap klien, baik yang mantan maupun yang sekarang, dan terhadap sesama anggota Asosiasi, anggota media komunikasi serta masyarakat luas". 

Alasannya karena dari beberapa poin sebelumnya saya melihat adanya sikap yang tidak profesional sebagai seorang humas yang mewakili instansi PT KAI Commuter Line. Berkali-kali dalam talkshow Hitam Putih yang ditayangkan pada media televisi tersebut, Eva memberikan pernyataan sepihak yang menekankan bahwa masyarakatlah yang harusnya lebih berhati-hati, hal tersebut terlalu menunjukkan bahwa ia dan instansinya tidak ingin disalahkan. Dalam menjalankan tugasnya, Eva terlihat tidak menghargai kepentingan dan menjaga harga diri masyarakat umum. Akibatnya Eva semakin diintimidasi dengan pertanyaan maupun pernyataan yang dilontarkan oleh Deddy sebagai host dan bahkan ia menjadi bahan candaan bagi para penonton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline