Tak jarang dari kita yang sudah sering sekali mendengar kasus bullying yang terjadi disekitar kita. Tetapi banyak juga yang tidak peduli terhadap bullying yang telah terjadi tersebut serta menganggap bahwa itu adalah suatu hal bercandaan yang biasa terjadi pada anak-anak.
Para pelaku bully terkadang tidak menyadari kejahatan yang sudah dilakukannya, akan tetapi pada korban bullying itu sendiri merupakan hal yang sangat membekas atau kenangan yang sangat susah dilupakan dan menjadi trauma berat karena melukai Kesehatan psikis dan fisik korban bullying.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sudah mendapatkan data bahwa dalam waktu 9 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2019 ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Pada Kasus Bullying baik di Pendidikan maupun social media, angkanya sudah mencapai 2.473 laporan dan trendnya-pun terus saja meningkat.
Sebelum membahas mengenai bullying, kita harus tahu apa aitu bullying. Bullying adalah bentuk dari sebuah penindasan atau kekerasan kepada seseorang yang telah dilakukan secara sengaja atau tidak disengaja oleh satu individu atau sekelompok orang yang merasa lebih kuat atau yang memiliki kekuasaan terhadap orang lain, para pelaku bullying melakukan hal itu dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Bullying adalah sebuah pola perilaku yang sering terjadi pada anak-anak. Anak yang melakukan bullying tersebut biasanya anak yang berasal dari status social atau kekuasaan yang leih tinggi. Sedangkan anak- anak yang menjadi korban bullying berasal dari masyarakat yang terkucilkan atau anak- anak yang berasal dari keluarga ekonomi rendah dan juga terjadi kepada anak- anak yang dengan penampilan atau bentuk fisik yang berbeda.
Kasus bullying banyak terjadi salah satunya di sekolahan, contohnya seperti kekerasan fisik dan verbal pada anak yang dilakukan teman-teman seperti memukul, menjambak, disiram air, mencela/mengejek, memaki, mengintimidasi dan masih banyak lagi yang dilakukan para pelaku bully. Berikut penjelasan mengenai macam-macam bullying secara pengelompokkannya.
Bullying dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu:
- Kekerasan fisik langsung. Contohnya seperti memukul orang, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, dan juga perilaku memalak/memeras dan menghancurkan barang yang dimiliki orang lain.
- Kekerasan verbal langsung. Sebuah perilaku seperti mengancam seseorang, kemudia mempermalukan orang tersebut, merendahkan, mengganggu, memberi sebuah panggilan nama yang sarkasme, merendahkan seseorang, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, serta menyebarkan gossip yang tidak-tidak.
- Perilaku non-verbal langsung. Sebuah perilaku yang dimana melihat seseorang dengan tatapan intimidasi, kemudian mengejek, atau mengancam yang biasanya disertai dengan bullying fisik atau verbal.
- Perilaku non-verbal tidak langsung. Sebuah perilaku seperti mendiamkan seseorang, lalu dengan sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng seperti halnya mengancam.
- Cyber Bullying. Sebuah tindakan menyakiti seseorang dalam sebuah media elektronik (seperti halnya sebuah rekaman video intimidasi, serta pencemaran nama baik lewat media social)
- Pelecehan seksual. Terkadang pelecehan dikategorikan sebagai perilaku kekerasan fisik atau verbal.
Dampak yang di dapatkan pada korban bullying sangat berpengaruh pada Kesehatan fisik maupun Kesehatan mental anak. Kesehatan mental mengarah pada seluruh aspek perkembangan seseorang, baik fisik maupun psikis.
Kesehatan mental juga meliputi upaya- upaya dalam mengatasi stress yang dialami, lalu ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri. Seperti bagaimana berhubungan dengan orang lain, dan berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Kesehatan mental setiap orang berbeda- beda serta mengalami dinamisasi dalam sebuah perkembangannya. Karena pada hakikatnya manusia dihadapkan pada kondisi yang dimana ia harus menyelesaikannya dengan berbagai cara pemecahan masalahnya (Diana Vidya Fakhriyani, 2019).
Contoh dampak yang dialami pada Kesehatan anak korban bully yaitu seperti:
- Memicu perasaan rendah diri pada anak, lalu depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan anak memiliki keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri.
- Anak merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. Anak yang mengalami bullying juga berisiko berbohong untuk menutupi perilaku yang telah diterimanya.
- Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat Si Kecil tidak memiliki minat lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk fokus dalam menerima pelajaran disekolahnya.
- Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling berbahaya. Sebab, anak mungkin berpikiran untuk melakukan kekerasan pada orang lain sebagai upaya balas dendam atas perundungan yang dialaminya.