Lihat ke Halaman Asli

Coaching Sebagai Sarana Pengembangan Kompetensi Pemimpin Pembelajaran di Sekolah

Diperbarui: 26 September 2024   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidik jaman now, harusnya memiliki ketrampilan yang lebih dari hanya sekedar menyampaikan ilmu dan memberikan contoh untuk peserta didiknya di sekolah. Kondisi pergeseran generasi saat ini menuntut seorang pendidik untuk mampu melihat dan memahami peserta didik lebih dalam. 

Berusaha untuk hadir sepenuhnya bagi semua peserta didik menjadi tanggungjawab seorang pendidik dalam proses menuntun mereka sesuai dengan kodratnya. Generasi Zilineal memiliki sifat yan cenderung lebih sensitif, kreatif namun mudah merasa bosan dan lelah. Kurangnya daya juang membuat mereka seakan-akan mudah sekali terkena mental health. Sehingga dengan kondisi psikologi yang seperti ini, pendidik dituntut untuk memiliki ketrampilan sebagai seorang coach. 

Coaching adalah suatu proses berdiskusi atau ngobrol untuk membicarakan topik dan tujuan yang telah disepakati. Orang yang memiliki posisi sebagai seseorang yang mampu menggali tentang permasalahn yang dihadapi oleh lawan biacaranya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot, disebut dengan COACH. Sedangkan seseorang yang mengutarakan permasalahannya dan membutuhkan bantuan untuk mencari solusi disebut dengan COACHEE.  

Seorang coach bertindak sebagai fasilitator yang membantu coachee dalam menggali potensi diri, menemukan solusi, dan mencapai tujuan pribadi atau profesional. Coach tidak memberikan solusi atau jawaban langsung, tetapi lebih banyak memberikan pertanyaan yang menggugah, mendengarkan dengan aktif, dan memfasilitasi refleksi. Sedangkan Coachee memiliki peran untuk menjalankan tindakan, merenungkan proses, dan membuat keputusan berdasarkan hasil coaching. Mereka adalah penggerak utama yang menentukan arah coaching, berdasarkan tujuan mereka sendiri. 

Dalam proses pembelajaran di kelas, seorang pendidik dapat mengimplementasikan ketrampilannya sebagai coach untuk coachee (peserta didik) yang mengalami kendala atau kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Selain melakukan komunikasi dengan  dengan peserta didik secara intens, salah satu yang bisa dilakukan oleh seorang pedidik adalah dengan menyedikan proses pembelajaran yang dapat menfasilitasi minat dan gaya belajar peserta didik yang bersifat heterogen. 

Salah satu strategi pembelajaran yang mampu memfasilitasi implementasi ketrampilan coaching seorang pendidik adalah Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pembelajaran yang memberikan ruang bagi peserta didik sesuai dengan minat dan gaya belajarnya masing-masing. Dalam pembelajaran ini, terdapat 3 jenis diferensisasi mulai dari diferensiasi proses, konten dan produk. Hubungan antara Pembelajaran Diferensiasi dengan Ketrampilan Coaching seorang pendidik sangat erat kaitannya. Keterampilan coaching seperti mendengarkan aktif, bertanya reflektif, dan memberikan umpan balik yang konstruktif sangat relevan dalam pembelajaran berdiferensiasi. 

Keduanya bertujuan untuk mendukung perkembangan individu dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan unik masing-masing, mendorong mereka menjadi lebih mandiri, serta membantu mereka mencapai potensi maksimal mereka. Keterampilan coaching dapat memperkaya pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dengan cara yang lebih mendalam, personal, dan fokus pada perkembangan holistik siswa. 

Sedangkan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE), merupakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memiliki kesadaran sosial dan emosional yang lebih baik. Keterkaitan antara kerampilan coaching dengan pembelajaran PSE adalah keduanya menekankan pada pengembangan kesadaran diri, manajemen diri, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Keterampilan coaching dapat diterapkan dalam PSE untuk membantu siswa atau individu menjadi lebih sadar akan emosi mereka, lebih efektif dalam berinteraksi dengan orang lain, dan lebih baik dalam mengelola tantangan hidup secara positif. 

Kemampuan menjadi pemimpin pembelajaran adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh semua orang yang bertugas sebagai pendidik, terutama di lingkungan sekolah. Sehingga dengan kemampuan coaching yang baik yang dimiliki oleh seorang pendidik, dapat bermanfaat bukan hanya untuk peserta didiknya saja, namun untuk orang-orang disekitarnya termasuk rekan sejawat untuk dapat saling membantu meningkatkan kompetensi sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran di sekolah. 

Karena dengan ketrampilan coaching, kita mampu membantu seseorang untuk menemukan potensi yang ada di dalam diri dan lingkungan sekitarnya untuk meningkatkan kompetensinya dan menemukan solusi atas permasalahannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline