Lihat ke Halaman Asli

Ade Dedi

Wiraswasta

Puisi: Bulan Itu Menunggu

Diperbarui: 11 Februari 2023   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Menunggu? hingga kapan?"

Dia berseloroh, dadanya sesak

Tangisnya tercekat, suaranya gemetar

Seluruh badannya bergetar

Air mata mulai mengintip dari balik kelopaknya

Dia memalingkan muka, lalu berucap

"Pergilah, kurelakan meski ku tak rela"

Hari pun berlalu

Dia terjebak dalam ketidakpastian

Tanya tanpa jawab

Hingga akhirnya membias dan merelakan

Setidaknya untuk sementara

"kau tak perlu kembali"

Isaknya melebihi hujan

yang turun pagi itu

Diam, dingin, sepi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline