Dari segi mekanisme cerita, mitos menarik karena kami tidak mengarang mitos; mitos adalah jejak dari kondisi manusia. -Baz Luhrmann
Kita tentu tahu pelangi, bukan? Ketika dilihat dengan mata, pelangi terlihat lengkung dan berwarna-warni. Ia biasanya muncul di langit setelah hujan.
Namun pernahkah Anda mendengar mitos tentang pelangi?
Di setiap daerah tentu memiliki cerita tradisional, dan itu biasa diceritakan orang tua kepada anaknya tatkala menjelang tidur atau sedang bersantai.
Cerita berupa dongeng tentang Si Kancil, Sangkuriang, Maling Kundang, dll. Di antara Cerita-cerita itu ada yang kita anggap sebagai mitos.
Beberapa orang memahami mitos sebagai sebuah cerita khayalan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Namun kalau kita telisik arti dari mitos.
Mengutip dari Wikipedia, Mitos (bahasa Yunani: , translit. mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah bagian dari suatu folklor yang berupa kisah berlatar masa lampau, mengandung tentang alam semesta (seperti penciptaan dunia dan keberadaan makhluk di dalamnya), serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya.
Dari pengertian itu bagi sebagai orang mitos tidak hanya cerita rekaan, tetapi menjadi cerita yang dipercayai kebenarannya.
Nah, berkaitan dengan pelangi, semasa kecil saya pernah dengar beberapa cerita mengenai pelangi dari orang-orang di daerah saya. Menurut mereka pelangi merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan penduduk dunia atas (langit) dan penduduk dunia bawah (bawah). Tatkala pelangi muncul orang-orang dunia atas akan turun ke dunia bawah. Mereka biasa turun melihat-lihat suasana alam bawah atau hanya sekadar untuk mandi, menikmati permandian alam di dunia bawah.