Baru-baru ini, kita di hebohkan dengan berita pembunuhan seorang Guru di Prancis. Dari beberapa sumber berita yang saya baca. Guru itu dibunuh setelah di dalam kelas menunjukkan kepada para siswanya foto kartun Nabi Muhammad.
Menurut polisi, guru yang mengajarkan kemerdekaan berpendapat di kelas dengan membuka debat tentang karikatur itu, telah menerima ancaman sekitar 10 hari setelah acara di kelas. Sejumlah orang tua siswa kemudian menyampaikan keberatan terhadap guru itu.
Namun, sepertinya guru tersebut tak menggubris keberatan dari para orang tua siswa. Hingga peristiwa pembunuh itu terjadi. sekitar jam 5 sore waktu setempat. Di depan sekolah di Conflans Sainte-Honorin
Media lokal, mengidentifikasi pembunuh guru sejarah itu merupakan seorang pria etnis Chechen di Rusia berusia 18 tahun.
***
Yang menjadi fokus saya pada tulisan ini adalah pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Setelah kejadian pembunuh tersebut. Dia mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan.
Pernyataan itu, saya anggap semberono dan salah kaprah. Seharusnya sebagai presiden. Macron lebih berhati-hati mengeluarkan pernyataan.
Dia mengatakan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di dunia. Entah krisis apa yang ia maksud kan? Dia juga mengatakan tak akan melarang pencetakan karikatur Nabi Muhammad, yang sempat menimbulkan kontroversi. Menurut Macron hal itu merupakan bagian dari kebebasan dalam berekspresi. Selain itu, dia juga menyebut islam sebagai teroris.
Tak ayal pernyataan itu menimbulkan kemarahan di dunia Islam. Tak hanya umat Muslim, umat Kristen di Arab juga menyayangkan keputusan Macron.
Salah satu yang mengungkapkan kecamannya adalah penyiar senior Al-Jazeera yang beragama Kristen, Jalal Chahda.