Bagi saya tempat yang asik untuk selalu dikunjungi adalah tempat yang di mana terdapat banyak buku-buku. Entah kenapa, seperti ada kenikmatan pada jiwa walaupun hanya sekedar melihat.
Itulah mengapa, sewaktu masih kuliah dulu saya sering menyempatkan ke perpustakaan atau ke Gramedia untuk sekadar melihat-lihat buku-buku. Saya menyukai hampir semua jenis buku, mulai dari filsafat, sosial, politik, sastra hingga komik. Kebiasaan ini, terbawa hingga saya selesai kuliah.
Di masa Pandemi (corona) ini. aktivitas saya serasa di batasi. Demi mengikuti protokol kesehatan yang di himbau oleh pemerintah, maka dari itu saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mau bagaimana lagi, demi kesehatan saya dan banyak orang, saya harus membatasi aktivitas yang tidak terlalu urgent.
***
Akhir-akhir ini saya merasa bosan terus berada di rumah. Rasa-rasanya ingin ke Gramedia atau perpustakaan. Namun perbatasan karena pandemi ini, membuat saya tidak kuasa ke di Gramedia atau perpustakaan.
Supaya kebosanan di rumah bisa sedikit diatasi. Selama berada di rumah, saya lebih banyak berinteraksi dengan Gadget. Membaca berita, nonton, atau membaca artikel-artikel yang di-publish Kompasiana.
Baru-baru ini, saya mendapatkan challenge (tantangan) dari seorang teman, challenge mem-posting sampul buku apa saja yang di sukai tanpa penjelasan atau ulasan tentang buku itu, hanya sampulnya. Selama tujuh hari harus mem-posting sampul buku di FB, dan juga menandai teman-teman lain untuk mengikuti challenge tersebut.
Saya pun bersedia mengikuti tantangan tersebut, sebab saya beranggapan, tantangan ini adalah salah satu cara mempromosikan buku-buku bacaan yang saya sukai sekaligus merangsang teman-teman yang ada di media sosial terkhusus FB untuk membaca.
Namun, tidak semua merespon positif challenge tersebut. Ada juga yang beranggapan bahwa challenge tersebut hanyalah berupa ajang pamer sampul buku, atau hanya pencitraan semata. Challange tersebut tak menjamin kalau yang mem-posting buku itu, membaca atau memahami isi dari buku tersebut.
Walaupun mungkin maksud dari anggapan itu baik. Saya berpikir bahwa anggapan itu salah alamat. Sebab, yang mengikuti challenge tersebut pastilah memiliki buku. Terlepas dari paham atau tidaknya isi buku tersebut. Saya yakin ia pernah membaca bukunya.