Menggunakan popok sekali pakai tentunya sudah menjadi kebiasaan yang meluas di semua kalangan keluarga yang memiliki bayi dan balita. Hal ini karena kita menilai dan merasakannya dari sisi praktis penggunaanya. Para orang tua tidak perlu repot-repot menyiapkan banyak popok kain atau celana bayi, terlebih untuk para ibu yang mobilitasnya tinggi. Disamping itu, para ibu tidak khawatir kasur atau kasur bayinya akan menjadi lembab dan bau gara-gara sering diompolin oleh bayi mereka.
Namun demikian, ternyata tidak sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk membeli popok sekali pakai ini karena setiap hari setiap bayi dan balita bisa menghabiskan lebih dari lima popok. Selain itu pula limbah popok ini pun dapat menambah jumlah sampah tak terurai semakin menjadi-jadi. Hal lain perlu diperhatikan adalah kelembaban area alat kelamin bayi menjadi tidak normal yang mengakibatkan pengaruh buruk bagi kesehatannya. Sekuat apapun daya serap popok sekali pakai, tentunya urine bayi sudah menempel dan menyerap pula pada area alat kelamin bayi. Jika ini dibiarkan dalam waktu relatif lama tanpa terkena air akan ada masalah-masalah yang akan timbul, seperti iritasi dan infeksi penyakit. Tentunya, sesekali boleh saja menggunakan popok sekali pakai jika untuk berpergian jauh atau mengikuti acara tertentu yang tidak memungkinkan meninggalkan tempat, itu pun jika memang bayi masih merasa nyaman dengan memakai popok sekali pakai tersebut.
Ada beberapa langkah agar para ibu untuk mencoba secara bertahap memberikan kesempatan kepada bayi mereka untuk say good bye to popok sekali pakai! :
- Pertama sekali, dari sejak awal hindarkan bayi menggunakan popok sekali pakai. Kenakan popok kain biasa atau celana bayi.
- Lapisi tempat tidur Anda atau tempat tidur bayi dengan alas anti air berbahan plastik sebelum ditutup dengan kain atau seprai agar bayi merasa nyaman.
- Bagian ini yang paling dibenci para ibu; setiap kali pipis biasanya bayi akan menangis, maka ibu atau baby sitter harus bangun untuk mengganti popok/celana bayi. Sebelum diganti, gunakan lap lembut yang diberi air hangat untuk membersihkan bekas ompol bayi.
- Kenali tanda atau gejala ketika bayi ingin pipis dan berikanlah pelayanan sampai pada usia balita hingga menjadi kebiasaan.
- Bila sudah masuk usia enam bulan, bawalah bayi ke toilet ketika menunjukkan gejala akan pipis, terlebih ketika sudah memasuki usia satu tahun dan sudah bisa berjalan, bimbing dan arahkan ia untuk BAK di toilet (toilet training)
- Setiap menjelang tidur, baik saat tidur siang maupun tidur malam, ajaklah balita Anda untuk pipis terlebih dahulu sebelum tidur.
- Selamat mencoba dan menikmati hasilnya!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H