Linguistik forensik adalah cabang ilmu linguistik yang mengaplikasikan analisis bahasa untuk kepentingan hukum dan investigasi. Disiplin ini meneliti bagaimana bahasa digunakan dalam konteks kriminal atau perdata untuk mengidentifikasi pelaku, memahami motif, atau memberikan bukti dalam kasus hukum.
Berbeda dengan linguistik umum yang fokus pada analisis bahasa secara teori, linguistik forensik lebih menekankan pada penerapannya dalam kasus nyata.
Bidang ini melibatkan berbagai aspek analisis bahasa, mulai dari pilihan kata, struktur kalimat, hingga gaya penulisan. Penggunaan linguistik forensik dalam konteks hukum semakin penting seiring dengan meningkatnya penggunaan bahasa sebagai alat dalam kejahatan digital, seperti penipuan online, penyebaran hoaks, dan ancaman.
Linguistik forensik mulai berkembang sebagai disiplin ilmu pada tahun 1960-an. Salah satu kasus terkenal yang mendorong perkembangan bidang ini adalah kasus pengeboman surat yang melibatkan Ted Kaczynski, dikenal sebagai Unabomber, di mana analisis bahasa dari surat-suratnya membantu mengidentifikasi pelaku.
Pionir linguistik forensik seperti Jan Svartvik mengaplikasikan analisis bahasa dalam kasus peradilan untuk pertama kalinya. Sejak itu, bidang ini mengalami perkembangan pesat, terutama dengan adanya teknologi analisis teks yang lebih canggih. Perkembangan linguistik forensik terus berlanjut seiring meningkatnya kejahatan yang melibatkan komunikasi digital, seperti pencemaran nama baik, ancaman siber, dan hoaks.
Ruang lingkup linguistik forensik mencakup berbagai aspek analisis bahasa yang relevan dalam konteks hukum. Ini meliputi analisis pidato, tulisan tangan, kontrak hukum, pernyataan saksi, hingga analisis pesan teks dan email.
Selain itu, linguistik forensik juga digunakan dalam analisis suara untuk mengidentifikasi pembicara dalam rekaman suara.
Pada umumnya, ahli linguistik forensik bekerja sama dengan pihak kepolisian, pengacara, atau lembaga peradilan untuk memberikan analisis bahasa yang membantu dalam penyelidikan atau pembuktian kasus. Ini mencakup identifikasi penulis anonim, analisis kesesuaian pernyataan, dan pengungkapan pola bahasa yang mencurigakan.
Salah satu aplikasi utama dalam linguistik forensik adalah analisis penulis atau author identification. Teknik ini digunakan untuk menentukan siapa penulis dari sebuah teks anonim atau mencurigakan.
Dengan menganalisis pola bahasa, seperti frekuensi kata tertentu, penggunaan tata bahasa, dan gaya penulisan, ahli linguistik dapat membandingkan teks yang tidak diketahui penulisnya dengan sampel yang sudah diketahui.