Perbedaan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, dapat dipahami melalui sejarah, tujuan, dan perbedaan pandangan mereka. Meskipun keduanya memiliki tujuan umum, yaitu mengembangkan ilmu agama Islam di Indonesia melalui organisasi, perbedaan-perbedaan ini akar pada pandangan, metodologi, dan praktik ibadah yang berakar dalam sejarah dan tradisi masing-masing organisasi.
NU dan Muhammadiyah memiliki latar belakang pendirian yang berbeda. NU didirikan pada tahun 1926 oleh para ulama Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) di Surabaya, sementara Muhammadiyah berdiri lebih awal pada tahun 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan. NU mengadopsi nama "Nahdlatul Ulama," yang berarti "kebangkitan ulama," sebagai wujud penghargaan terhadap ulama, sementara Muhammadiyah lebih menekankan pada pembaruan dalam Islam.
Perbedaan mereka dalam hal ibadah juga tercermin dalam praktik salat. NU, misalnya, membaca qunut saat salat Subuh, sedangkan Muhammadiyah tidak melakukannya. Begitu pula dalam masalah tarawih, NU melaksanakan 20 rakaat, sementara Muhammadiyah hanya 8 rakaat. Hal-hal ini mencerminkan perbedaan dalam penafsiran ajaran Islam dan tata cara ibadah yang mengakar dalam mazhab-mazhab fikih yang berbeda.
Selain itu, NU dan Muhammadiyah seringkali memiliki perbedaan dalam menentukan hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, yang berakar pada perbedaan metode penentuan hilal. NU mengandalkan metode rukyatul hilal, yang berarti melihat bulan secara langsung, sedangkan Muhammadiyah menggunakan perhitungan astronomis. Perbedaan ini dapat mengarah pada perbedaan tanggal perayaan antara keduanya.
Namun, artikel ini juga menggambarkan bagaimana perbedaan-perbedaan ini telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Keduanya semakin mendekat dan menemukan kesamaan dalam menghargai kemanusiaan dan perdamaian di tengah perbedaan. Ini tercermin dalam penghargaan Muhammadiyah kepada Jusuf Kalla, yang adalah seorang pemimpin NU, dan bagaimana keduanya kini lebih bersatu dalam upaya mendamaikan perbedaan dan konflik sosial di Indonesia. Perbedaan dalam pandangan telah menjadi lebih sekunder dibandingkan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang mereka anut bersama.
Sumber Artikel :
https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/02/130000979/perbedaan-nu-dan-muhammadiyah?page=all
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/21/18462161/muhammadiyah-nu-dan-jusuf-kalla?page=all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H