Lihat ke Halaman Asli

ade anita

Penulis, blogger

Akhirnya Cuma Ada Satu Kamu (Cerita Pasien Katarak)

Diperbarui: 11 Mei 2022   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi dibuat sendiri oleh penulis

Akhirnya cuma ada satu kamu.
Kemarin sosokmu ada dua, tapi yang satu hanya mengintip tidak mau tampil menonjol.
Aku pikir, cintaku begitu banyak hingga akhirnya imajinasiku menambah satu lagi tambahan sosok kembaranmu. Tapi, ternyata bukan hanya kamu yang selalu tampil berdua dengan bayanganmu. Tapi juga seluruh benda sekeliling sejauh mataku memandang.

Sebutir apel ada bayangannya.
Setangkai bunga mawar yang cantik, ada bayangannya.
Anak-anak kita pun, punya bayangan.

Bayangan yang kumaksud itu, serupa gambar tayangan televisi analog yang antenanya tidak pas. Jadi, semua benda dan semua mahkluk, terlihat seakan membawa cermin yang ditaruh di sisi mereka, kemanapun mereka pergi.

Aku terganggu dengan penampakan yang tak bisa dienyahkan ini. Tapi, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Dokter mata memberiku ukuran kacamata yang terus berubah. Tapi bayangan tidak mau pergi.

Akhirnya, aku pasrah. Dan mulai beradaptasi dengan perubahan yang sepertinya harus ditelan bulat-bulat. Tidak bisa dilawan.

Semua angka yang tertulis tampil mendua.
Semua huruf yang tertulis tampil mendua.
Semua kata ada bayangannya.
Dan bayangan itu kian lama melumat sosok asli. Memaksa untuk melebur dan menyatu dengan sosok asli.
Lalu, tiba-tiba sosok asli mulai memburam.

Aku tertegun melihat sosok kamu mulai memburam.
Awalnya kukira bajumu yang kusam, wajahmu yang lusuh, dan sekitarmu terlihat berdebu.
Lama-lama aku mendapati diriku terperangkap dalan lingkungan yang penuh kabut.

Kabut terdapat dimana-mana. Menutupi semua pemandangan yang ingin aku lihat. Termasuk menutupi kamu.

"Mas, bajumu udah pada lusuh-lusuh nih. Nggak mau cari kaus rumah baru?"

"Ih, mas. Wajahmu lusuh. Terlihat lelah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline