Lihat ke Halaman Asli

ade anita

Penulis, blogger

Cerita tentang Bertahan Sambil Terus Bertumbuh

Diperbarui: 31 Januari 2022   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto koleksi pribadi)

Setiap orang punya alasan untuk melakukan sesuatu.  Dan berbagai ujian dalam kehidupan akan menempanya hingga dia bisa menguasai apa yang dilakukannya tersebut. Ceritaku ini tentang para pejuang ekonomi yang harus menjalankan dua tugas dalam satu waktu, yaitu bertahan sekaligus bertumbuh. Ceritaku ini tentang perjuangan para pelaku UMK di Indonesia.

1. Cerita di balik dapur Warung Apa ?!

Pemilik usaha mikro Warung Apa?!, adalah pasangan suami istri Astia dan Zaki. 

Warung Apa?! sendiri merupakan usaha mikro yang bergerak di bidang kuliner. Mereka menjual frozen food spesialisasi Risol Mayo, Risol Kari, Pempek Palembang, Dimsum Ayam, Tekwan, Ayam Bakar rempah (resep Mertua), dan Ayam Goreng Kelapa. serta yang terbaru, Nasi Bakar dengan isi teri balado atau ayam suwir.

Mengapa memilih nama usaha "Warung Apa?!", hal ini dengan pertimbangan agar nama tersebut mudah diingat orang. Tapi bisa juga kependekan dari Warung Anak-Perempuan-Ayah. Karena pasangan Astia dan Zaki memang memiliki dua anak perempuan dan berharap usaha warung tersebut selain bisa membiayai keluarga kecil mereka kelak  bisa diwariskan pada kedua anak perempuan mereka. 

Awalnya, pasangan Astia dan Zaki yang merupakan pekerja kantoran sepakat untuk menjual rumah mereka karena ingin terbebas dari hutang cicilan bank. Tapi, tidak lama tiba-tiba pak Zaki kena PHK dan selanjutnya sulit mencari pekerjaan baru. Akhirnya, pasangan ini memutuskan untuk menjadi pedagang. Awalnya mereka menjual pakaian anak-anak dengan sistem reseller. Tapi, omzet penjualan terus menurun. 

Penyebabnya ditengarai karena produsen tangan pertama pakaian anak tempat mereka berjualan, juga menjual barang yang sama di tempat yang sama, dengan memberi tambahan diskon alias harganya bisa lebih murah. Tentu saja hal ini merugikan agen reseller. Persaingan tidak sehat ini perlahan mematikan usaha agen reseller. Akhirnya pasangan Astia dan Zaki pun beralih ingin menjual produk kuliner saja. 

(foto koleksi pribadi

Diawali dengan Pak Zaki yang ikut kursus kuliner terlebih dahulu, lalu setelah melakukan test food pada beberapa orang dan responnya positif, pasangan Astia dan Zaki pun mulai menjalankan bisnis kuliner. Bentuk bisnisnya adalah berjualan dari bazar ke bazar, hingga akhirnya bisa menyewa tempat di salah satu sudut selasar gedung apartemen. 

Tapi tiba-tiba pandemi covid 19 melanda Indonesia, bahkan seluruh dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline