Lihat ke Halaman Asli

Daily Activity Tim KKN Kolaboratif 184 Desa Patempuran, Kecamatan Kalisat Tahun 2022

Diperbarui: 12 Agustus 2022   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Program KKN Kolaboratif Kabupaten Jember diterjunkan ke masyarakat Jember bertugas untuk pemutakhiran dan pendataan data kemiskinan di daerah Jember berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan adanya tugas tersebut kelompok KKN Kolaboratif diharuskan bekerja sama dengan seluruh perangkat desa. Mulai dari Kepala desa, Sekretaris desa, Kepala dusun, hingga operator DTKS desa. Hal itu dilakukan guna mempermudah mahasiswa dalam menjalankan tugas pemutakhiran data DTKS.

Dokpri

Seperti yang terlihat pada gambar diatas yaitu dilaksanakannya sosialisasi oleh kelompok KKN Kolaboratif 184 dengan perangkat desa Patempuran untuk menjelaskan tugas atau program kerja utama yang diamanatkan dari Pemkab Jember kepada mahasiswa KKN Kolaboratif. Melalui kegiatan tersebut para perangkat desa memahami terkait kegiatan pendataan DTKS yang akan dilakukan oleh mahasiswa KKNK, sehingga perangkat secara sukarela bersedia membantu mahasiswa KKNK jika membutuhkan bantuan dalam pelaksanaan pendataan DTKS. 

Setelah dilakukannya kegiatan sosialisasi tersebut, mahasiswa KKNK mulai melaksanakan pendataan DTKS ke masyarakat desa Patempuran secara langsung. Dari sana, mahasiswa KKNK dapat mendata sekaligus mengetahui warga mana yang sekiranya layak diajukan untuk mendapat bantuan dari pemerintah.

Dokpri

Mahasiswa KKNK terjun langsung ke masyarakat desa untuk melakukan pendataan DTKS dari rumah ke rumah ditemani oleh Kepala dusun ataupun RT setempat. Mahasiswa mendata hampir secara menyeluruh aspek kehidupan masyarakat mulai dari data anggota keluarga, pekerjaan, penghasilan, hingga foto rumah dilakukan menggunakan aplikasi DTKS Jember berbasis android. Pada Desa Patempuran terdapat 5 dusun sehingga dalam kelompok KKNK 184, dibagi menjadi 5 kelompok untuk bertugas pendataan di masing-masing dusun yang ada.

Selain melakukan pendataan DTKS, kelompok KKNK 184 juga melakukan aktivitas lan untuk mengeksplorasi potensi yang ada di desa Patempuran. Beberapa warga di dusun Junggrang I memiliki usaha kecil seperti pabrik tahu goreng dan pembuatan batu bata.  Kelompok KKNK 184  berkunjung ke salah satu pabrik tahu goreng tersebut. Disana mahasiswa KKNK melihat secara langsung proses pembuatan tahu goreng mulai dari penyaringan sari kedelai, pencetakan menjadi tahu, hingga proses penggorengan tahu.

Dokpri

Setelah dilakukan survey ke pabrik tahu goreng tersebut, diketahui jika proses produksi yang dilakukan masih dilakukan secara tradisional dan menggunakan tenaga manusia. Untuk proses penggorengan tahu pun masih dengan cara tradisional yaitu dengan menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Dari segi pemasaran, tahu goreng tersebut dipasarkan hanya untuk konsumen terbatas seperti tetangga dan warung sekitar juga pasar Kalisat. Tak hanya itu, olahan produksi yang dihasilkan juga hanya tahu goreng tidak ada inovasi ide lain untuk hasil produksi.

Setelah survey ke pabrik tahu, mahasiswa KKNK survey ke tempat pembuatan batu bata. Dari survey di tempat pembuatan batu bata, diketahui bahwa proses pembuatan batu bata disana masih terbatas untuk alat, sedangkan untuk bahannya melimpah dari tanah bukit yang ada. Tanah bukit tersebut di cangkul kemudian diberi air untuk melunakkannya sehingga memudahkan untuk proses pembentukan. Kemudian setelah di diamkan kurang lebih 2 hari, tanah tersebut dicetak dan dikeringkan dibawah sinar matahari kurang lebih 3 hari. Tahap selanjutnya adalah proses pembakaran untuk membuat tekstur batu bata menjadi keras.

Selanjutnya, mahasiswa KKNK survey ke UMKM pembuatan keripik singkong di dusun Krajan II. UMKM tersebut telah berproduksi sejak tahun 2002 dengan memiliki banyak sertifikat penghargaan, seperti sertifikat Processing hingga mewakili Jawa Timur. Untuk pemasarannya masih terbatas sekitar kecamatan Kalisat. Hal itu disebabkan hingga sekaran pemilik dari usaha keripik singkong "Hamdalah" masih kesulitan dalam mendaftarkan usahanya dalam perizinan IRT. Bagi pemilik "Hamdalah" kesulitan mendaftarkan IRT merupakan hambatan besar. Karena tanpa izin IRT produk keripik singkong "Hamdalah"  sulit untuk meluaskan wilayah pemasaran.

Untuk proses produksi keripik singkong tergolong sederhana, yakni menggunakan bahan dasar singkong yang didapat dari wilayah sekitar Jember kemudian dirajang tipis-tipis lalu direndam dalam air bersih. Selanjutnya rajangan singkong tadi direbus dan dijemur dibawah sinar matahari langsung hingga kering sempurna sekitar 2 hari. Proses terakhir adalah penggorengan dan pengemasan. Untuk keripik singkong ini mampu bertahan hingga 3 bulan, bahkan bisa mencapai 5 bulan jika tersimpan rapi dalam kemasan. Untuk varian rasa, keripik singkong "Hamdalah" hanya tersedia dalam rasa original. Dari mahasiswa KKNK memiliki inovasi ide untuk membantu mengembangkan usaha keripik singkong "Hamdalah" dengan menambah varian rasa seperti rasa balado dan pedas manis.

Dokpri

Bulan Agustus di minggu awal selalu rutin dilaksanakannya BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) di desa Patempuran. Mahasiswa KKNK pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Mulai dari proses registrasi, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, hingga pemberian vitamin A. Di Desa Patempuran terbagi menjadi 7 pos dalam 5 dusun yang ada. Pos-pos tersebut adalah Pos Dahlia 81 yang terletak di dusun Krajan, Pos Dahlia 82 di dusun Krajan I, Pos Dahlia 83 di dusun Krajan II, Pos Dahlia 84 dan 85 di dusun Junggrang I, Pos Dahlia 86 dan 87 di dusun Junggrang II. Terlihat sekali antusias mahasiswa KKNK dalam mengikuti kegiatan tersebut, bertemu dengan balita, ikut memberikan vitamin A hingga turt membagikan kue yang telah disediakan kepada pengunjung-pengunjung pos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline