Lihat ke Halaman Asli

Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme Beserta Para Tokohnya

Diperbarui: 26 Mei 2020   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Haloooooooo, apa kabar teman-teman :) semoga kalian baik-baik saja ya..
Oh iya, kali ini kita akan membahas tentang Filsafat Pendidikan rekonstruksionalisme. Untuk itu, silahkan kalian baca tulisan saya ini.
Semoga bermanfaat yaa..
Selamat membaca :)

A. Pengertian
     Pada dasarnya, rekonstruksionalisme sejalan dengan aliran filsafat perennialisme (khususnya tentang krisis budaya modern). Hanya saja, keduanya memiliki cara-cara yang berbeda. Rekonstruksionalisme memiliki cita-cita untuk memadukan segala bentuk demokrasi, teknologi, dan kesenian modern dengan ajaran agama kedalam suatu kebudayaan yang mendunia.

B. Rekonstruksionalisme Dalam Dunia Pendidikan
     Rekonstruksionalisme beranggapan bahwa lembaga pendidikan merupakan wadah untuk menyusun kebudayaan baru, dengan cara melakukan perombakan terhadap kebudayaan lama. Hal ini sesuai dengan tujuan aliran rekonstruksionalisme itu sendiri, yakni mengatur susunan tata kehidupan masyarakat agar menjadi sebuah tata kehidupan yang baru, tentunya atas persetujuan masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat diwujudkan dengan kerjasama antar negara di dunia untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik (dalam segi kesejahteraan dan kemakmuran).

C. Tokoh Aliran Rekonstruksionalisme
   1) Caroline Partt
     Dia berpendapat bahwa lembaga pendidikan hendaknya mampu menciptakan generasi-generasi bangsa yang kompeten, berfikir kritis, serta memiliki problem solving yang baik. Sehingga, para peserta didik diharapkan mampu menciptakan tata kebudayaan baru nantinya.
  2) George Count dan Rugg
   Mereka berpendapat bahwa masyarakat harus berusaha untuk bangkit dari kebudayaan lama menuju peradaban baru yang lebih baik dan lebih maju. Sehingga, kemakmuran dan kesejahteraan dapat tercipta.

Sekian dulu ya perjumpaan kita kali ini. Terimakasih sudah meluangkan sedikit waktunya untuk membaca tulisan saya.. Semoga ilmu kali ini bisa bermanfaat, aamiin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam Budaya Literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline