Lihat ke Halaman Asli

Menggambar Melatih Motorik dan Imajinasi Anak

Diperbarui: 9 November 2022   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aktivitas hari ini padat merayap bak antrean kendaraan yang berjuang menerobos kepadatan lalu lintas. Supir perlu banyak sabar dan bersabar untuk meredam emosi yang membuat jantung memompa darah lebih cepat dari laju biasanya. Memutar radio di dalam kendaraan sembari menikmati kemacetan bisa sedikit mengurangi ketegangan. 

Seperti hari yang sudah-sudah, persiapan melatih siswa jelang acara Gebyar Porseni Tingkat Kecamatan semakin intens dilakukan. Setelah ritual pagi berbaris bersama dan melakukan kegiatan pijakan sebelum beraktivitas di kelas, siswa kelompok B akan berlatih sesuai kelompok jenis lombanya. 

Meskipun aku sebagai Wali kelas kelompok A ditunjuk sebagai PJ kelompok menyanyi. Setelah melakukan pijakan sebelum beraktivitas aku pun meminta izin pada siswa yang imut-imut dan menggemaskan untuk melatih kakak kelas mereka. Guru Pendamping menggantikan tugas sementara aku meninggalkan kelas. Terlihat wajah-wajah mereka bertanya mengapa ditinggalkan. Aku pun memberikan motivasi pada mereka untuk rajin belajar dan nanti pun mereka akan seperti kakak kelas yang akan berlatih. Pada akhirnya drama Korea muncul sesaat sebelum meninggalkan kelas. 

Di pendopo sekolah nampak siswa kelompok B sudah menunggu kedatangan ku. Mereka pun menyambut kehadiran ku ada yang berlari memeluk, ada yang menyebut nama ku, dan ada pula yang tetap duduk manis di lantai pendopo. "Siap berlatih pagi ini anak hebat!"..

Paduan suara pun bergemuruh kompak menjawab, "Siap!"

Pagi tadi saat berjumpa dengan beberapa wali murid yang anaknya masuk dalam kelompok menyanyi sudah meminta bantuannya untuk membantu mengenakan pakaian daerah yang akan digunakan anak saat tampil di lomba menyanyi. Mama cantik yang awalnya hanya satu dengan sigap membantu keempat belas siswa yang hendak dipakaikan pakaian adat dari beberapa daerah. Karena kami latihan di pendopo ada wali murid lainnya yang melihat kerepotan kami pada akhirnya ikutan nimbrung membantu. 

Terbayangkah bagaimana mengenakan pakaian keempat belas siswa yang memiliki keunikan berbeda?

Wali murid  terlihat banyak menggeleng-gelengkan kepala bukan berarti mereka berzikir atau mengantuk saat mendandani keempat belas siswa tujuh siswa laki dan tujuh siswa perempuan. "Bu Guru...luar biasa sabar dan sabar, ya?"..

"Kebayang jika kami yang jadi Guru mereka.. Ah,... bisa naik darah!"

Aku pun hanya bisa melemparkan senyum manis pada mama-mama cantik yang tadi menggeleng-gelengkan kepala.

"Terima kasih mama-mama cantik sudah membantu tugas bu Guru"...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline