Lihat ke Halaman Asli

Ade Iftahaq

Engineer of Agriculture Manufacturing Industry

Masalah Finansial Bukan Saja Milik Generasi Milenial

Diperbarui: 31 Agustus 2018   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Source : kasasa.com)

Generasi milenial seringkali dicap dengan berbagai atribut yang berhubungan dengan hedonisme, yang berakibat pada masalah finansial. Tren media sosial dan era dunia digital memang membawa dampak yang luar biasa untuk tingkat konsumsi masyarakat, terlebih untuk golongan menengah keatas.

Memang benar jika generasi milenial memiliki banyak sekali fasilitas yang memungkinkan untuk meningkatkan gaya hidup, atau "panjat sosial". Transaksi jual beli online, penyedia jasa kredit, mata uang digital, dsb. Semua fasilitas ini diklaim memberikan dampak yang begitu besar pada pola hidup hedonis generasi milenial.

Robert Kyosaki, dalam Bukunya, "Rich Dad, Poor Dad" menjelaskan bahwa masalah finansial dimulai dari perasaan takut dan serakah. Perasaan takut akan kehilangan uang atau kekayaan. Keserakahan untuk memiliki harta yang lebih dari kebutuhannya.

Sebagian besar orang yang menerima gaji di bawah 5 juta per-bulan, keinginannya adalah untuk memiliki rumah sederhana, mobil, atau aset lain yang tidak dikategorikan mewah. Tetapi saat gajinya naik hingga 3 kali lipat, apa keinginannya tetap akan sama? Tentu tidak. Sudah menjadi sifat alami bagi manusia untuk menginginkan yang lebih baik, lebih nyaman, lebih mewah, dst.

Sebagai contoh efek berantai masalah finansial, seorang dokter, sebagai penyedia kebutuhan primer, menginginkan kehidupan yang lebih baik untuk keluarganya sehingga menaikkan harga jasa pemeriksaan. 

Akibatnya biaya kesehatan menjadi semakin mahal. Karena biaya kesehatan mahal, para pekerja yang mengabdi pada negara, misalnya PNS, meminta kenaikan gaji. Selanjutnya biaya pajak jadi lebih tinggi. Dampak yang lebih jauh lagi adalah ketimpangan di masyarakat, sebuah masalah finansial yang besar.

Generasi milenial yang melek teknologi sebetulnya memiliki peluang jauh lebih besar untuk keluar dari banyaknya jebakan finansial. Sejak kecil kita sudah bisa dengan mudah mengakses media informasi di internet untuk belajar lebih banyak untuk mengatur finansial.

Selain itu, peluang menjadi entrepreneur saat ini juga terbuka sangat lebar. Berbeda dengan beberapa dekade ke belakang, dimana biaya untuk mendirikan usaha masih sangat mahal dan banyak kendala marketing. Saat ini sudah banyak penyedia jasa e-commerce maupun logistik. Maslah finansial bukanlah milik generasi milenial.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline