Lihat ke Halaman Asli

Membunuh Kebahagiaan

Diperbarui: 21 Januari 2022   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi 

Aku si manusia lemah tanpa daya...
Tak memiliki kekuatan untuk melawan semua kebijakan
Jangan kau tanyakan tentang imbalan
Pagi buta aku tak pernah makan
Rasa lapar dan dahaga telah menjadi sahabatku dari hari ke hari

Aku bekerja keras membanting tulang hanya untuk menghindari sindiran sana-sini
Bersusah payah menahan mulut-mulut yang tak terkendali
Agar tak semakin menjadi-jadi

Di sini kerja keras adalah kunci mati
Untuk bisa menaikkan harga diri
Juga menghadirkan puja-puji yang kelak akan menjadi saksi
Bahwa gaji hanyalah isapan jempol belaka dari sebuah pengabdian
Kebijakan salah adalah asupan kami...
Tatkala bos-bos besar banjir uang
Mereka berpesta pora
Juga berdansa di atas penderitaan kami

Ketahuilah bahwa uang yang mereka simpan di perut
Adalah hak kami yang tersumbat
Mereka beralasan bahwa pengabdian lebih utama dari sekadar imbalan duniawi
Maka tak ada harapan bagi kami untuk sekadar menghirup napas
Menikmati hasil jerih payah yang telah kami raih bertahun-tahun lamanya
Dan kami telah berhasil membunuh kebahagiaan pada diri-diri ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline