Lihat ke Halaman Asli

Al Quran Sobek

Diperbarui: 7 April 2021   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Sebuah perpustakaan, beberapa tumpuk Al Qur'an tergeletak di tepian rak, bagian sampul depan terlihat kusam dihinggapi kepulan debu-debu yang berterbangan dari segala arah. Kemudian bagian dalam, tampak kumal, beberapa lembaran juga tampak sobek entah apa penyebabnya.

Di bagian rak lain, terlihat buku-buku fisika, biologi, bahkan sastra tertata dengan rapi. Tiap bagian dari buku-buku itu tampak terawat dengan balutan sampul plastik, bahkan di bagian raknya tertulis:

"Mohon hati-hati membacanya, ini adalah buku-buku langka!"

Bagian dalam dari buku-buku itu tampak rapi, tak ada lekukan lembar demi lembar. Di bagian tengah, terdapat pembatas buku berbentuk garis panjang seperti kumpulan benang yang direkatkan dari bagian atas hingga bawah.

Para pustakawan dan pustakawati memperlakukan buku-buku itu layaknya seorang permaisuri di istana megah. Tak boleh tersentuh tangan-tangan kotor manusia yang hina, sehingga dapat menyebabkannya rusak dan luluh lantak.

Setiap hari, mereka juga mengawasi pemustaka yang datang, berjaga-jaga siapa tahu seseorang meletakkan buku-buku itu dengan cara tak santun, seperti melempar ke sembarang tempat, seolah pustakawan dan pustakawati itu berkata dengan nada tinggi:

"Hai kamu yang berbaju hitam, letakkan buku-buku itu dengan baik. Jangan sampai ada sedikit pun bagian yang rusak dan robek!"

Karena hal itu, tak mengherankan jika para pemustaka sangat berhati-hati dalam membaca buku-buku di perpustakaan itu. Setiap kali mengambil, tangan-tangan mereka selalu sigap memapah, jangan sampai buku-buku itu terjatuh di lantai. Begitu pula saat mengembalikan, tangan-tangan mereka juga terampil, sehingga tak terhempas di bawah, terkena debu dan kotoran.

Ketika buku-buku itu jatuh ke lantai, mereka akan mengambil lalu menciumi layaknya seorang kekasih yang hendak pergi ke suatu tempat jauh dan tak kembali dalam waktu lama.

Apa yang terjadi pada Al Qur'an di perpustakaan itu? Sebuah kitab suci yang berasal dari Allah SWT selaku Tuhan semesta alam, sedang Malaikat Jibril sebagai penyambung lidah-Nya kepada Rasulullah SAW tak mengalami hal sama seperti layaknya buku-buku lain.

Para pemustaka yang datang selalu abai dengan kitab suci itu. Mereka tak pernah menyentuh, apalagi membacanya barang sedetik pun. Jelas-jelas Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi manusia, namun mereka lebih memilih buku-buku lain sebagai pedoman hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline