Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud mengganggu bisnis atau usaha orang lain, tapi hanya curahan hati seorang Ibu yang menolak mukena bergambar tokoh kartun... Lebaran semakin dekat. Saya mulai mempersiapkan kebutuhan untuk menyambut hari nan fitri ini. Salah satunya, membeli mukena untuk Jingga, putri saya yang berusia 10 tahun karena hampir semua mukenanya sudah sempit. Tapi sesampainya di pusat grosir busana muslim yang ada di Depok, mendadak kepala saya menjadi pusing dan dada menjadi sesak... Bayangkan saja, di antara sekian banyak toko yang ada di sini, saya justru kesulitan mencari mukena berwarna putih. Hampir semua toko menjual mukena bergambar tokoh kartun, mulai dari tokoh kartun Frozen yang lagi disukai anak-anak, hingga Naruto. Ironisnya, para pembuat mukena ini juga mendesain sajadah bergambar pasangan Ana dan Kristoff. Rasa frustrasi yang sama juga saya dapatkan saat mencoba membeli di toko online. Saya tidak tahu harus sedih, miris, atau marah melihat tren mukena anak saat ini. Kalau busana muslim anak bergambar tokoh kartun, saya masih bisa menolerirnya, tapi mukena dan sajadah bergambar tokoh kartun... bagi saya pribadi, ini sama dengan pelecehan! Saat saya ceritakan apa yang membuat hati saya gundah ini, salah seorang tetangga saya justru mengatakan bahwa anak perempuannya termotivasi untuk salat setelah dibelikan mukena bergambar princess dari Disney. "Lucunya anak saya pikir Cinderella itu sudah jadi mualaf makanya dijadikan model untuk mukena,"ujar tetangga saya itu sambil tergelak. Berhasil memotivasi anak perempuannya untuk salat karena mukena bergambar Cinderella, dia pun melakukan hal yang sama untuk anak laki-lakinya dengan membelikan sajadah bergambar Superman. Masih merasa galau, saya lalu bertanya kepada ustazah Nurhayati yang biasa memberi kajian Alquran setiap Kamis di kompleks rumah saya. Ternyata si ustazah juga merasakan keprihatinan yang sama dengan saya. Menurut beliau, banyak cara lain untuk memotivasi anak melaksanakan ibadah salat. Bisa dengan memberi teladan kepada anak tentang pentingnya salat maupun lewat kisah-kisah Alquran. Beliau juga menambahkan kalau banyak riwayat yang menyampaikan tentang larangan menggambar makhluk bernyawa seperti binatang dan manusia. Apalagi jika menjadi atribut melaksanakan ibadah. Kembali ke soal mukena untuk Jingga, akhirnya saya memilih membeli mukena putih untuk orang dewasa yang kemudian saya kecilkan bagian wajahnya sehingga bisa dipakai Jingga. Bagaimana pun kunci ibadah adalah kekhusukan, bukan hanya kekhusukan yang mengenakan mukena bergambar tokoh kartun tapi juga kekhusukan orang lain yang salat di belakang atau di sebelah kanan dan kirinya. Apalagi penampilan tokoh kartun, terutama Barbie dan princess Disney terkesan seksi dan mengumbar aurat. Sekali lagi ini hanya pandangan saya semata tanpa bermaksud menghalangi siapapun untuk meraup rezeki dari bisnis seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H