Lihat ke Halaman Asli

Surga Itu Bernama Ma'had

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam ini, kamar terasa sangat tidak nyaman untuk bersantai. Kuputuskan sejenak menghirup udara malam di sekitar kampus. Jalan-jalan tak tahu arah, kemanapun ingin, akan kutuju. Dijalanan,aku melihat lalu lalang teman-teman mahasiswa, ada yang berkumpul membuat bundaran kecil, mungkin mereka sedang berdiskusi atau apa. Ada yang sedang terlihat sangat sibuk dengan organisasinya, dan ada juga mereka mereka yang terlihat bersenda gurau menikmati waktu luangnya bersama teman-temannya. Semua terlihat begitu menyenangkan, penuh kehangatan akan sebuah kebersamaan.

Di kampusku, semua maba (mahasiswa baru) mendapatkan sebuah progam khusus di dalam satu tahun pertama mereka. Yaitu dalam satu tahun atau dua semester, semua maba harus berada di dalam ma’had. Progam yang sangat jarang dijumpai di kampus-kampus lain, atau bahkan tidak akan terlihat di kampus manapun. Dan juga sebuah progam dimana ada pro dan kontra di dalamnya. Sebagian mahasiswa menganggap bahwa ma’had sangat membatasi gerak mereka dalam belajar di kampus. Karena terlalu banyak kegiatan yang harus dijalani dalam satu hari penuh. Sebagian lain menganggap bahwa ma’had sangat penting berada di dalam kampus karena dengan adanya ma’had mereka bisa mendapatkan kegiatan yang mereka tidak dapatkan di sekolah mereka.

Hal yang sangat kuherankan, mereka yang kontra dengan adanya ma’had adalah kebanyakan mereka yang justru alumni atau lulusan pesantren ! setelah kucari alasan mengapa mereka tidak setuju dengan adanya ma’had, kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa progam-progam yang ada di dalam ma’had terlalu berlebihan. Dan tidak ada hubungannya sedikitpun dengan kuliah mereka. Suatu alas an yang memang bisa dimaklumi, karena memang mereka pernah hidup di dalam pesantren. Dan bagi mereka yang setuju dengan adanya ma’had, mereka beranggapan bahwa ma’had begitu memberikan nilai positif bagi kehidupan awal mereka di kampus. mereka juga beranggapan bahwa dengan adanya ma’had, mereka bisa belajar tentang nilai agama dalam proses belajar mereka di kampus. yang lebih membuatku sangat heran, mereka yang mengatakan ini adalah mereka yang dulu tak pernah merasakan kehidupan ala pesantren. Sebuah dinamika kehidupan yang unik dan menarik.

Terlepas dari itu semua, bagi saya pribadi, secara tak terasa ma’had memberikan nilai positif untuk kehidupan sosial mahasiswa di kampus ini. Dengan hadirnya ma’had kita bisa saling mengenal dengan banyak mahasiswa yang berbeda jurusan dalam satu tempat. Kita bisa dengan mudah berkumpul dengan mahasiswa baru lainnya. Rasa sosial kita terbentuk dan kehidupan bermasyarakat sangat lekat di ma’had ini. Menjadikan mahasiswa mempunyai rasa sosial tinggi. Mahasiswa yang penuh dengan kehangatan dan keindahan persahabatan.
Malang, 5 November 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline