Lihat ke Halaman Asli

Taaruf dan Outbond

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah tiga hari mengikuti acara taaruf dan outbond yang diselenggarakan DEMA Fakultas, rasanya lega sekali bisa kembali ke asrama. Akhirnya bisa tidur di kasur dan tak kedinginan lagi seperti di waktu acara taaruf dan outbond. Tak susah lagi kalau mau ke kamar mandi plus bisa buang hajat dengan santai dan tenang. Dan bla .. bla .. bla ..

Itu lah kesan pertama saat kaki ini menginjak tanah kampus tercinta sepulang dari acara taaruf dan outbond. Acara ini diselenggarakan di Coban Rondo yang terkenal malamnya yang begitu dingin. Acara yang ditujukan untuk bagaimana para mahasiswa baru bisa saling mengenal dengan teman satu angkatannya. Dan ditambah dengan permainan-parmainan outbond yang digunakan untuk menghibur sebagai acara penutup.

Teman-teman saya begitu tak sabar menyambut acara ini. Karena dipikiran saya dan teman-teman mungkin acara ini akan begitu seru dan asyik. hari pertama, diisi dengan materi-materi, dan ini sedikit membosankan. Hari kedua, diisi dengan lari pagi dan senam, lumayan. kemudian yang malamnya diisi dengan acara pentas seni sederhana. Dan cukup menyenangkan dan begitu menghibur. Dan tibalah hari terakhir, yaitu hari ketiga. Sebagai hari penutup, hari itu begitu menegangkan. Di hari ketiga, kita disuruh untuk bejalan sesuai rute yang ditentukan. Dan diperjalanan itu, kita akan melewati sepuluh pos. Disetiap pos, mempunyai tugas-tugas yang berbeda. Dimarahin, disentak-sentak, disuruh ini disuruh itu. Dan yang paling teringat diingatan saya ketika disuruh menjilati wafer yang sudah dijilati teman-teman saya. Waaaaaah . . . !!! lelah, kedinginan, marah, emosi, sedih, tawa menjadi satu di hari itu. Dan, itu istimewa . ..

Akhirnya, tibalah hari dimana kami akan meninggalkan sebuah kenangan indah di tempat ini. Lelah yang dibalut dengan canda lepas mengiri perjalanan pulang kami. Di langit sore yang gerimis itu, hanya terpikir olehku, bahwa senyum mereka adalah warna-warni yang menghiasi masa mudaku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline