Lihat ke Halaman Asli

Ade Isyanah

Mom of two, a lifelong learner.

Pidato Presiden SBY di Parliament House Australia

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Canberra, 10 Maret 2010

Sudah 2 hari ini bendera Indonesia tampak berdampingan dengan bendera Australia di sekitar Parliament House, Canberra, Australia. Presiden SBY berkunjung ke Australia sejak selasa, 9 Maret 2010 sampai Kamis, 11 Maret 2010. Siang ini saya sengaja mengunjungi Parliament House untuk melihat langsung suasana kunjungan Presiden SBY di Canberra. Presiden SBY menyampaikan pidatonya di Great Hall Parliament House. Walaupun acara tersebut tertutup untuk umum, tapi kami tetap bisa menyaksikan pidato Presiden SBY lewattayangan TV di luar ruangan. Acara ini juga disiarkan langsung oleh ABC News Australia.

Dalam sambutannya, Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, memuji kepemimpinan SBY dan menyambut baik kunjungan Presiden SBY ke Parliament House. “Mr. President, we welcome you as our neighbour. We welcome you as our friend.” Kevin Rudd juga mengatakan bahwa Australia antusias dengan hubungan kedua negara di masa depan.

Presiden SBY dan PM Kevin Rudd sepakat untuk melawan aktivitas penyelundupan orang Indonesia ke Australia (people smuggling) dengan menuntut mereka sebagai pelaku kriminal dengan tuntutan hukum 5 tahun penjara. Kedua pemimpin negara juga sepakat untuk bekerjasama membasmi jaringan terorisme.

SBY adalah presiden RI pertama yang menyampaikan pidato kenegaraan di depan Perdana Menteri dan anggota Parlemen. Kesempatan ini sangat jarang terjadi, dalam 110 tahun sejarah Australia, Presiden SBY adalah Presiden ke-5 yang bisa berpidato di Parliament House. Presiden SBY menyampaikan pidatonya sebanyak 2 kali, yang pertama pada acara makan siang bersama dengan sejumlah tamu undangan dan yang kedua khusus di hadapan para anggota parlemen Australia.

Dalam pidatonya, SBY mengatakan bahwa Australia adalah priority country bagi Indonesia, partner dan sahabat dekat Indonesia. SBY mengatakan, “sebagai partner, saya menaruh hormat kepada Australia yang menaruh perhatian khusus dan memiliki pengertian yang mendalam terhadap segala kompleksitas yang Indonesia hadapi dan dengan solider telah ikut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia baik dalam masa sulit maupun di masa normal. Hubungan Australia dengan Indonesia bukan saja sangat luas dan menyangkut berbagai bidang, namun juga bersentuhan langsung dengan aspirasi dan kerja keras rakyat Indonesia, juga dengan mahasiswa yang ingin menimba ilmu, juga dengan siswa yang ingin belajar bahasa Inggris melalui program home stay, dengan orang tua yang ingin mengirim anaknya bersekolah di negeri ini, dengan professional yang ingin menimba pengalaman, dengan pengusaha yang mencari peluang bisnis, dengan peneliti yang sedang mencari inovasi baru di negara ini. Dua Menteri saya meraih aspirasinya di Australia, mereka lulus dari The Australian National University, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, mungkin itulah sebabnya jumlah pelajar Indonesia di Australia semakin bertambah, karena mereka berpikir punya chance lebih besar kelak menjadi menteri di Indonesia”. Hadirin terlihat tertawa mendengarkan pernyataan SBY tersebut. SBY juga mengatakan bahwa puteranya menempuh pendidikan selama 5 tahun di Australia.

Presiden SBY secara pribadi juga menyampaikan keterikatan batinnya dengan Australia dan mengagumi dinamika masyarakat Australia, semangat dan kreativitas bangsa Australia dan kemajuan negara Australia. SBY mengatakan, dirinya paling suka menonton Australia Open dan kalau sedang menonton pertandingan tennis di TV, tidak ada ajudan yang berani mengganggu kecuali ada berita yang sangat penting. “Karena itulah saya datang kesini untuk menegaskan kembali komitmen saya pada persahabatan Indonesia-Australia dan untuk memantapkan hubungan strategis ini. Hubungan ini adalah hubungan spesial dan saya mendapat kehormatan untuk membantu menjaga dan meningkatkan hubungan Indonesia dan Australia dalam 5 tahun terakhir” ungkap SBY.

Di depan para anggota parlemen, SBY menyampaikan terima kasih kepada Australia dan ia sangat bangga melihat tentara Australia dan anggota TNI bekerjasama menolong korban tsunami Aceh dan Nias tahun 2004, dirinya juga tidak akan lupa dengan bantuan Australia setelah bencana tsunami terjadi. “Sebagian orang Australia berpikir bahwa Indonesia adalah negara diktator dan sebagian orang Indonesia masih percaya “White Australia” masih eksis. Stereotipe ini masih ada di kedua negara” tambahnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Presiden SBY mengumumkan kepada hadirin bahwa kepolisian Indonesia kemarin telah melumpuhkan salah satu tokoh teroris Asia Tenggara, Dul Matin di Pamulang.

Setelah mengakhiri pidatonya, Presiden SBY mendapatkan standing applause yang luar biasa dari para hadirin dan senator Australia. Selanjutnya Presiden SBY dan rombongan melanjutkan kunjungannya ke Sydney sampai esok hari.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline