Banyak orang yang masih berada dalam hubungan yang tidak sehat atau toxic. Hubungan tersebut biasanya disebut dengan toxic relationship, menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang.
Hubungan toxic sangat tidak bisa dihindari, biasanya seseorang yang berada dalam hubungan yang toxic akan sulit untuk melangkah keluar.
Mereka seakan-akan terbelenggu dan cenderung untuk sulit meninggalkan, karena mereka dibayangi rasa cinta yang begitu besar.
Toxic relationship membawa dampak buruk bagi diri sendiri. Misalnya gangguan pada kesehatan mental seseorang yang berada dalam ruang lingkup toxic relationship.
Mereka yang terjerat dalam hubungan ini akan menjadi pesimis, depresi, dan terkadang muncul dorongan untuk menyakiti diri sendiri secara sengaja atau self harm.
Hal tersebut terjadi karena orang yang berada dalam hubungan toxic akan cenderung merasakan sedih, cemas, terbelenggu, dan terkekang yang tidak ada habisnya selama hubungan itu berlangsung. Mereka akan merasa jika hidupnya menyedihkan karena tidak memiliki kebebasan. Namun sayangnya, mereka tidak bisa melepaskan.
Biasanya seseorang yang terjebak dalam toxic relationship akan merasa dirinya tak berdaya, karena pasangannya seakan-akan memiliki power yang lebih kuat dari pada dirinya sendiri.
Orang-orang yang membuat pasangannya berada dalam hubungan yang toxic terlihat sangat manipulatif atau penuh tipu daya, ia akan membuat pasangannya terus bersama dirinya apapun yang terjadi.
Salah satu jenis hubungan toxic relationship adalah possessive controller. Jenis ini sering kali ditemui pada pasangan remaja, di mana salah satu pihak memiliki rasa cemburu yang begitu besar pada pasangannya.
Sehingga timbulnya larangan yang begitu keras, bahkan membuat salah satu pihak yang menjadi pasangannya susah untuk bergaul dan berkembang karena adanya larangan keras tersebut.
Mereka yang berada dalam hubungan toxic tidak akan sadar akan perbuatannya. Mereka melakukan hal negatif tersebut atas dasar rasa sayang yang sebenarnya berlebih, sehingga merasa hal tersebut wajar adanya dan masih dapat dipertahankan dengan alasan tidak mau kehilangan.