Lihat ke Halaman Asli

Surat Sajak Buat Abang "yang Terhormat"

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang, aku ini tak tahu politik yang katanya licik itu

Aku ngga ngerti ada intrik apa sebenarnya yang bermain di belakangmu itu

Yang aku tahu, kau itu penipu Bang,seorang koruptor

Sekalipun kau ikut membantu menangkap “paus-paus” itu

Tapi, yang aku tahu kau tetap penipu

Entah kau kemanakan uang kami

Ke Balikah? Kau enak Bang sudah kemana-mana

Bali, Singapura, dan entah ke tempat mana lagi yang mungkin tak ku tahu namanya

Sedang kami, melihat ibukota pun belum!!

Abang

Tidakkah kau ingat

Dulu sekali saat kau duduk di bangku sekolahan

Tidakkah kau hiraukan penjelasan gurumu

Tentang akhlak, moral, etika dan budi luhur yang diagungkan?

Atau tidakkah kau diajari tentang itu?

Tidakkah kau tahu bahwa Tuhan melihatmu

Melihatku

Melihat kita semua

Tidakkah kau tahu Dia Yang Maha Melihat?

Dia Yang Maha Mengetahui

Atau jangan-jangan kau tidur Bang waktu guru agamamu mengajar dulu..

Bang..

Aku tahu kau tak kenal diriku

Tapi jangan salah Bang, bukan Cuma aku tapi semua orang Indonesia tahu siapa dirimu Bang

Maklum, sekarang kan lagi musim artis dadakan

Orang biasa mendadak beken

Bang..

Bagaimana bisa kami menyebutmu orang baik-baik, orang jujur?

Bagaimana mungkin kami percaya Bang?

Sedang kau sendiri pun awalnya takmengakui plesiran illegal mu itu

Takkah kau merasa bersalah telah menyakiti hati dua ratus lima puluh juta orang?

Cobalah kau tengok sebentar saudaramu yang miskin, kere tak punya apa-apa

Tidakkah kau tahu itu Bang?

Aku yakin kau masih punya hati nurani

Masih punya rasa cinta kasih

Rasa peduli terhadap sesama

Ataukah hatimu sudah kau tutup untuk itu?

Sudahlah Bang, katakan saja yang sesungguhnya

Tak usahlah kau bebani dirimu dengan kebohongan yang tak terselesaikan

Tahukah kau Bang, di Negeri Abadi sana kau, aku, kita semua

Akan diadili oleh Hakim Yang Paling Adil?

Hakim yang tak doyan uang, sogokan atau apapun

Apalagi uang hasil korupsi

Tak sudi Dia Bang

Hartamu takkan berguna di hadapan-Nya Bang

Karena Dia jauh lebih kaya dari orang paling kaya sekalipun

Jangan kau bandingkan Hakim Teragung itu dengan hakim di pengadilanmu Bang

Jangan kau samakan dengan hakim korban rayuan gombalmu Bang..

Ayolah Bang..

Katakan yang paling jujur dari lubuk hatimu

Aku yakin, masih ada jejak-jejak kebaikan di lubuk hatimu sana Bang

Aku yakin Hakim Agung itu akan tetap memberi imbalan atas kebaikanmu itu

Aku beri kau pilihan Bang

Kau mau mengaku di pengadilan sana

Atau kau akui semuanya di dunia ini

Saat ini juga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline