Lihat ke Halaman Asli

Dua Remaja Berhijab dan Anak Anjing Kesayangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428404399962064369

Sore kemarin ada sesuatu yang menarik perhatian, saat mengendarai sepedaku "Parmin the Machine" menikmati senja di jalan-jalan kampung kota ini.

Dua gadis remaja berhijab berjalan-jalan dan bercanda dengan anak anjingnya, tertawa-tawa lepas khas anak dara. Berlari-lari kecil sambil menggenggam seutas tali yang mengikat seekor anak anjing kampung.
Sengaja ku mengejarnya dan meminta ijin apakah boleh mengambil gambar. Dengan malu-malu mereka memperbolehkan aku untuk mengambil beberapa gambar.

Akhirnya obrolanpun berlanjut, ternyata salah seorang dari mereka mempunyai satu lagi anjing besar karena dia dan keluarganya memang pecinta binatang. Muslim pecinta Anjing pikirku.

Tapi di sela obrolan itu ada beberapa teman sebaya mereka menyeletuk, "Jilbab najis! Jilbab najis..hiiii...hiii...najiiisss," Sambil berlari menjauh. Anak-anak itu sepertinya mengejek remaja berhijab ini dan mereka berdua hanya tersenyum kecut dan sesekali sungkan memandangku.
Aku secara reflek juga menimpali anak-anak yang lari tadi dengan sedikit berteriak, "Hussshhh...bad dog..eh bad boy!"

Mereka pun tertawa mendengarku berteriak membela.

Kami tak ingin melanjutkan peristiwa konyol itu, Salah seorang gadis itu bercerita bahwa anak-anak yang mengejek mereka itu melakukannya hampir tiap saat dan tiap waktu bertemu, karena mereka juga sebenarnya bertetangga. Lama kelamaan akhirnya mereka juga sakit hati mendengarnya, walaupun itu dimaksudkan "hanya untuk bercanda" dan remaja memang harus banyak bercanda bukan?

Tapi jika "bercandaan" itu diulang-ulang sampai seumur hidupmu? Come on! Tidakkah ada hal yang lain yang mereka pikirkan? paling tidak untuk diri mereka sendiri?

Terkadang ada ungkapan kurang menyenangkan jika mereka sedang melintas bermain bersama anjingnya, tidak pantaslah cerita salah satu dari anak dara itu. Dan sayang sekali sebagian adalah tetangga mereka sendiri. Kasihan. Dibully karena hewan piaraan.

"Di sekolah dan di rumah saya juga diajarkan cara menghilangkan najis, Om. Dan saya tidak bisa menyembunyikan kecintaan saya pada anjing ini...lucu khan?" sambil mengangkat anak anjing kesayangannya itu. "Terus bagaimana lagi?"
Karena bosan menghadapi kata-kata hinaan tiap saat, akhirnya mereka hanya menanggapinya dengan diam saja.

Kata mereka cara yang lebih baik adalah memaafkan dengan ikhlas walaupun tak ada permintaan maaf.

Mereka tetap saja berlari menikmati bercanda dan bersendau gurau dengan binatang ciptaan Tuhan Maha Cinta itu dengan cara mereka turut menjaga, menyayangi dan mencintainya secara ikhlas sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline