Lihat ke Halaman Asli

Suardi Manyipi

Protektif. Kadang kadang tak rasional

Enam Tahun Lamanya Menahan Gatal (2)

Diperbarui: 29 Juli 2019   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAHAGIA. Suhardi (kiri) sudah bisa berjalan pasca menjalani perawatan di RSUD Syekh Yusuf oleh dr Muji Iswanty. (Foto Dok Pribadi) 

Kini Ia Sudah Bisa Sujud juga Rukuk 

Ucapan syukur tak henti-hentinya melantun dari mulut Suhardi. Mulai dari bertasbih, tahmid, bertakbir, hingga bertahmid.  So, enam tahun lamanya ia terkungkung. Terpenjara dalam rumahnya. Tak bisa berdiri juga berjalan sendiri. Kaki tangannya seakan terkunci. Kaku. Gatal pula.
Tetapi, kini tidak lagi. Ia seakan sudah terbebas dari semua itu. Bahkan, kini ia bisa berdiri tanpa harus dibopong atau dibantu berdiri.  Bahkan, Suhardi sudah bisa sujud juga rukuk. Serta bisa lagi melentikkan jari jemarinya juga memain-mainkan jari kakinya pula. "Ya. Alhamdulillah," ucapnya. 
Kalau berlari? "Bisa pula," jawabnya. "Asal dipaksa," serunya becanda, kala ia dijumpai di rumahnya belum lama ini. 
Yah. Sejak mendekam dalam penderitaan selama enam tahun lamanya itu. Suhardi, tak bisa berbuat layaknya orang pada umumnya. Semua aktivitas nyaris tak bisa lakukannya sendiri. Jangankan merangkak, Apalagi berdiri.
"Ya. Saya hanya bisa beringsut saat itu. Itupun, dipaksa. Tetapi, sudah tidak kali ini, alhamdulillah," ucapnya. 
Kondisi tubuh Suhardi saat ini memang masih kaku. Namun usai dirawat dr. Muji Iswanty, SpKK, di RSUD Syekh Yusuf, kini berlahan kembali normal. 

Suhardi (kiri). Foto Dok Pribadi 

Kini tubuh pemuda 21 tahun itu merasa sedikit normal pasca diizinkan pulang dari RSUD Syekh Yusuf pada 24 Maret lalu. Meski diakuinya masih agak kaku. 
"Masih kaku sih. Tetapi, alhamdulillah sudah bisa sedikit leluasa dibandingkan sebelum diobati dokter Muji. Oh. Ia mulai dirawar 7 Maret," ujar warga Kampung Palompong, Dusun Pabbentengan, Bajeng Gowa ini. 
Saat ini, penyakitnya masih dalam proses penyembuhan."Kemarin (Sabtu, 18 Mei) saya sudah kontrol lagi. Alhamdulillah, dilayani dengan baik." 
Dokter Muji pun menerangka penyakit kulit yang menyerang Suardi. Dokter spesialis kulit dan kelamin ini mengatakan penyakit ini bernama "eritroderma et causa dermatitis seboroik" dan salah satu penyebab, diantaranya alergi. 
"Memang gatal dan gatalnya bahkan tak tertahan. Untungnya, segera diketahui," ujarnya. 
Gejala awal, biasanya ada plak eritema. Ciri-cirinya gatal. Tampak berminyak, berwarna kekuningan di daerah yang banyak terdapat di kulit kepala, wajah, dan dada bagian atas, atau bisa seluruh tubuh jika tidak tertangani. 
"Tanda-tanda ini ada pada Suhardi dan ada kecocokan setelah didiagnosa," terangnya. 
Penyakit kulit ini, sambungnya, betul bisa membunuh bila tak ditangani segera. Sebab, Eritroderma atau dermatitis eksfoliativa ini bisa menyerang 90 persen permukaan tubuh. 
"Penyakit ini bersifat primer dan bisa menyebabkan masuknya banyak penyakit yang berbeda," tambahnya.  Penyakit kulit ini juga, memang merupakan penyakit terbanyak yang menyerang orang dewasa dan umumnya menyerang pada area yang memiliki kepadatan kelenjar sebasea yang tinggi. 
"Yah itu tadi, daerah kulit kepala, wajah, dada, pusat, anogenital, dan daerah lipatan tubuh," bebernya. 
Meski begitu, kata dr Muji, penyebab utamanya sebenarnya belum diketahui secara pasti, tetapi dermatosis ini dikaitkan dengan jamur lipofilik komensal genus Malassezia, abnormaitas imunologi, keaktifan kelenjar sebasea, dan suseptibilitas pasien. 
"Yah. Jika ada kelainan kulit apapun memang sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit. Jangan malu atau malas. Karena kalau sembarang minum obat bisa semakin fatal. Kulit itu sensitif sekali. Mesti hati-hati merawatnya," tutupnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline