Lihat ke Halaman Asli

Suardi Manyipi

Protektif. Kadang kadang tak rasional

Wiranto Angkat Jempol, Budiarta "Standing Applause"

Diperbarui: 17 Juni 2017   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO: Screenshoot live streaming (http://livestreaming.djarumbadminton.com/#!/)

MAKASSAR - Usai menyaksikan melalui layar tv dan live streaming perempat final BCA Indonesia Open 2017 di Plenary Hall Jakarta Convention Center, sabtu (17/6/2017) dini hari tadi, rasanya hati merasa risau tak menuliskan beberapa kalimat apa yang saya tonton.

Utamanya saat menonton laga pebulu tangkis tuan rumah Indonesia, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani di nomor ganda putri, membalikkan keadaan hingga memenangi game atas wakil Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, dengan skor 2-1 (13-21, 21-19, 21-11).

Utamanya pada Gim 2 mereka bisa membalikkan keadaan. tertinggal tiga angka saat Sang lawan memimpin diangka 19, eh, mereka mampu mengejar hingga berbuah kemenangan.

Wah, bahkan Ketua Umum Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Wiranto, yang hadir saat itu tampak bahagia tersorot layar kaca. Sumringah, tampak mengangkat kedua jempol tangannya ditempat duduknya. Yah, entah apa yang ada dipikiran pendiri Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini.

Wiranto tak sendiri. Ditemani Ahmat Budiarta, selaku Wakil Sekertaris Jenderal PB PBSI, bahkan lebih agresif. Ia bahkan melakukan Standing Applause. Tersenyum-senyum mengangguk, dengan menampakkan gigi-giginya menyaksikan langsung laga yang dramatis itu.

"Wah. Semoga senangnya kedua punggawa PBSI ini. Bisa mencekoki motivasi kepada dua atlet itu. Yah, berharap setidaknya bisa tembus final. Kalau bisa sih, kibarkan merah putih di rumah sendiri."

Memang, sebuah perjuangan yang sangat luar bisa ditampilkan oleh pasangan peringkat 20 dunia itu untuk menumbangkan peringkat 12 dunia pasangan Thailand ini.

Pertama mereka kalah postur, juga bayang-bayang pernah sekali takluk dari pasangan ini. Tetapi dengan semangat, eh, akhirnya mampu memenangi Gim 3.

Saya melihat kemenangan itu, berkat kejelian kedua pebulu tangkis masa depan Indonesia ini, dengan terus melakukan serangan mematikan ke Puttita Supajirakul, sipemilik tinggi 183 centimeter, yang tampak mulai kelelahan.

"Jatuh lalu bangun, lompat sana, lompat sini, kan menguras energi. Semoga kememangan ini, semakin menambah kepercayaan diri Anggia dan Ni Ketut terus belajar titik kelemahan lawannya, hari ini. Sudah tak sabar menontonnya."

#Malu tak ada titel juara di rumah sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline