Lihat ke Halaman Asli

AddedSport Asia

Connecting student-athletes in Asia to the world stage

Siklus Golf-Belajar-Tidur

Diperbarui: 14 Oktober 2019   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jika rutinitas kamu adalah golf, belajar, dan tidur, berarti kamu tinggal selangkah lagi menuju atau menghidupi kehidupan college-golf --- golf di tingkat perkuliahan. Pada umumnya, seperti inilah kehidupan mahasiswa-atlet di universitas Amerika Serikat.

Pola latihan harian pemain golf universitas sungguh membangun disiplin. Saya mendapat tawaran beasiswa untuk bermain golf untuk Tim Golf Wanita di University of Richmond. Selama waktu kuliah tersebut, keseharian saya terlihat seperti berikut;  saya berlatih dengan tim saya selama 3-4 jam enam kali seminggu.

Di hari lain, saya berlatih fisik pada pukul 06:00 pagi sebanyak tiga kali seminggu. Latihan angkat beban dalam satu hari dan latihan kardio di hari lainnya. Latihan fisik kemudian diikuti kelas kuliah pada pagi hari, berlatih pada sore hari. Dalam latihan tersebut, setiap pemain harus mengikuti kualifikasi oleh pelatih saya untuk penentuan siapa saja pemain yang akan masuk ke tim utama untuk bertanding.

Setiap pemain dalam tim  dan ditutup dengan sesi pengerjaan tugas sekolah pada malam hari. Jadi, rata-rata mahasiswa-atlet harus memberi waktu kurang lebih 30 jam untuk olahraga mereka. Jika tidak memberikan usaha yang maksimal dalam waktu tersebut, kemungkinan besar akan dilampaui oleh teman satu tim yang lebih disiplin. Kita saling mendorong dengan memberikan usaha yang maksimal untuk keuntungan bersama sebagai tim. 

Mengapa saya bermain golf di universitas? Satu alasan terbesarnya adalah teman-teman satu tim saya menjadi sistem pendukung saya. Mereka menjadi keluarga bagi saya. Saya tidak akan lupa luapan kegembiraan ketika tim saya menjuarai gelar konferensi dan menembus kualifikasi untuk bertanding di National Championship setelah 12 tahun lamanya. 

Pertandingan konferensi yang tim saya juarai diselenggarakan oleh Bucknell University. Setelah penghitungan skor yang mendebarkan --- tim saya bersorak-sorai penuh kegembiraan waktu saya memenangkan lubang terakhir saya. Momen tersebut sangat bermakna karena tim saya menjuarai pertandingan konferensi tersebut di tahun terakhir saya sebagai pemain golf di universitas. Saya dan pelatih saya terbanjiri tangis haru --- gelar juara tim saya membawa kita ke Turnamen Regional! Setelah mengabadikan banyak momen penerimaan trofi, saya dan tim saya saling membasahi sesama dengan air putih untuk merayakan kemenangan seolah-olah itu champagne. 

Semua hasil kerja keras, latihan tambahan, cedera, operasi dan terapi, tangis dan tawa --- terbayar dengan kemenangan gelar pertandingan konferensi tersebut.

Melalui proses latihan dan pengalaman bertanding selama kuliah, golf tidak menjadi sekedar olahraga  untuk mengamankan beasiswa yang membiayai pendidikan saya. Bermain golf di tingkat perkuliahan membangun karakter dan disiplin yang mempersiapkan waktu saya beranjak dewasa dan memasuki kehidupan bekerja. Golf menjadi bagian dalam pendidikan saya  --- pendidikan  terhadap ketekunan dan determinasi. Saya percaya pengalaman seperti inilah yang mendorong seorang atlet untuk mempersiapkan dirinya lebih ekstra dan memberikan penyokong guna membentuk dirinya sendiri sebagai pribadi yang lebih kuat. Dan itulah yang bisa kamu dapatkan dari golf di level universitas.

Ditulis oleh:

Jessica Lydia

Consultant

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline