Lihat ke Halaman Asli

Memimpin dengan Hati di Tengah Badai Pandemi

Diperbarui: 13 November 2021   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi telah berjalan selama kurang lebih dua tahun. Banyak hal yang berubah dengan cepat, semua manusia dipaksa untuk beradaptasi secara cepat. Hampir semua sektor mengalami dampak perubahan baik yang disuka maupun tidak disukai. Mulai dari sektor pendidikan, bisnis, kesehatan, dan juga kepemimpinan. Di dunia kepemimpinan, para pemimpin pun terpaksa untuk merubah cara memimpin timnya.

Rasa rasanya gaya memimpin para pemimpin sebelum adanya pandemi kurang bisa direalisasikan pada kondisi pandemi Covid 19. Sebagai contoh, para pemimpin yang tadinya dapat memimpin dengan gaya penuh retorika, sangat visioner, dan terencana dengan rigit dan strict. Namun, di tengah pandemi Covid 19 para pemimpin harus terus menyesuaikan dengan perubahan yang cepat dan drastis sehingga rencana yang telah disusun dari awal terpaksa harus dirombak ulang demi mengadaptasikan organisasi yang ia pimpin sesuai dengan perubahan yang terjadi.

Akan tetap kepemimpinan visioner juga tidak dapat dihilangkan di masa pandemic ini, fatal rasanya apabila sikap visioner ditinggalkan oleh para pemimpin dalam memimpin timnya. Namun, visi yang dirancang diawal tidak bisa terlalu tinggi dan idealis di masa serba terbatas terkhusus di masa pandemic ini. Selain alasan ketidakpastian dan juga keterbatas di masa pandemic, kepemimpinan dengan hatilah yang justur harus lebih di kedepankan oleh para pemimpin era ini.

Kepemimpinan hati yang dimaksud disini ialah para pemimpin yang mengedepankan unsur unsur empati, pengenmbangan tim,, mampu mendengarkan, mampu merangkul, dan tentunya mampu merefleksikan diri dan tim yang ia pimpin. Hal hal tersebut lah yang sangat dibutuhkan dalam gaya kepemimpinan era pandemic ini. Selain itu unsur penting yang harus dimilik pemimpin di masa masa pandemic ini ialah mampu menginspirasi dan mampu memotivasu rekan timnya.

Dua nilai tersebut lah yang membuat timnya mampu mengembangkan hal hal yang penting. Inspirasi dan motivasi yang disampaikan juga harus disampaikan dari hati terdalam hingga nanti akan sampai ke hati orang orang yang ia pimpin juga. Dengan inspirasi dan motivasi yang senantiasa diberikan oleh pemimpin kepada tim yang ia pimpin, nantinya akan lahit internal tim yang mempunya semangat tinggi dan supportif satu sama lain. Nantinya juga akan lahir tim yang optimis dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan pemimpinnya.

Pemimpin yang memimpin dengan hati juga harus mampu menanamkan 3R dalam setiap individu yang ia pimpin. 3R yang dimaksud ialah Respect to Time, Respect to People, Respect to system. Kunci dari internal yang baik adalah menanamkan rasa Respect Each Other dalam diri masing masing anggota. Karena hal tersebut sangatlah penting untuk menciptkan internal yang baik, internal yang supportif, dan internal yang optimis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline