[caption id="attachment_338339" align="aligncenter" width="450" caption="Opec ( Sources: centralfuturescom )"][/caption]
Pertemuan The Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang diadakan pada sepanjang hari di sesi perdagangan kemarin menghasilkan sebuah keputusan yang sudah diperkirakan oleh mayoritas para investor. OPEC memutuskan untuk tidak mengurangi produksi minyaknya. Hal ini seperti mempertegas tanda-tanda isu “oil’s war” yang mulai diperbincangkan.
[caption id="attachment_338338" align="aligncenter" width="596" caption="Terhantam, Minyak Makin Jatuh Ke Level Terendah"]
[/caption]
Keputusan OPEC yang tidak akan menurunkan produksi minggu ini membawa harga minyak turun ke level terendahnya di dalam empat tahun terakhir yaitu sekitar $ 70 per barrel. Minyak Brent menyentuh $ 71.58 sementara crude turun ke $ 68.20 per barrel. Investor memperkirakan ketika persediaan minyak Amerika mulai kembali ke angka normal, harga minyak akan mulai kembali naik.
Selain penurunan tajam harga minyak saat ini, kondisi inflasi Negara-negara di Eropa juga masih menjadi kekhawatiran. Penurunan harga minyak dunia ini dapat mempengaruhi perekonomian dan pasar keuangan dari Negara-negara produsen minyak. Namun dari segi positifnya, penurunan harga minyak dunia ini dapat membantu para pengusaha untuk memiliki dana lebih untuk membantu usahanya serta mengurangi biaya operasional yang diperlukan sehingga pada akhirnya dapat memicu pertumbuhan ekonomi secara global.
Mampir ke tulisan saya lainnya
Muda kaya Raya, Tua Foya-Foya Bukan Mitos Lagi!
BBM Naik,Terlambatkah Untuk Investasi?
Inilah Yang Dialkukan Orang Kaya Dengan Duitnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H