Lihat ke Halaman Asli

Adam Pratama

Amorfati Fatum Brutum

Berpikir Kritis atau Berpikir Tidak Kritis?

Diperbarui: 3 Juni 2021   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti sering mengalami atau melihat sebuah permasalahan yang membuat kita harus berpikir bagaimana caranya untuk memecahkan sebuah permasalahan tersebut. Sebagai seorang insan yang dikarunia akal oleh sang pencipta tentunya kita harus mampu menciptakan solusi-solusi yang relevan untuk kita terapkan dalam memecahkan sebuah permasalahan yang sering kita alami.

Berpikir kritis merupakan kemampuan seorang insan untuk berpikir secara jernih serta rasional dalam melakukan apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dipercaya, berpikir kritis juga merupakan proses dimana kita sebagai seorang insan harus membuat penilaian yang masuk akal, logis, dan rasional. Maka dari itu berpikir kritis merupakan salah satu tindakan yang tepat kita gunakan dalam bertindak memecahkan problematika yang sedang kita alami.

Menurut saya berpikir merupakan salah satu tindakan yang tepat untuk memecahkan sebuah permasalahan, karena ketika kita berpikir kritis kita akan mendapatkan manfaat yang banyak seperti: 1) Mudah menyelesaikan masalah, 2) Menjadi lebih open minded 3) Dapat berkomunikasi dengan baik melalui pemikiran atau ide-ide yang rasional dan logis.

Lalu, bagaimana membedakan diri kita itu kritis atau tidak kritis?

Menurut opini saya, pertama jika kita masuk kategori sebagai pemikir kritis tentunya kita mampu mencari informasi-informasi atau teori-teori yang relevan kemudiaan memisahkan dengan informasi serta teori yang tidak relevan. Kedua, pemikir kritis mampu memfilter informasi atau teori yang relevan dari informasi atau teori yang tidak relevan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, pemikir kritis pula mampu menciptakan sebuah solusi out of the box.

Kemudiaan, jika kita masuk kategori tidak kritis, kita akan cenderung mengumpulkan suatu informasi atau teori menjadi suatu kesatuan tanpa memfilter telebih dahulu informasi atau teori yang kita dapat, hal ini karena kita merasa semua informasi atau teori yang kita dapatkan itu semua sama penting-nya. Hal ini pula yang membuat kita bisa dikatakan tidak kritis.

Satu hal yang harus kita ketahui, tidak semua hal baik informasi atau teori dll relevan untuk diterapkan dalam memecahkan sebuah permasalahan, kita harus mampu memfilter terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah tindakan, agar bisa kita gunakan dalam menciptakan atau membuat sebuah solusi yang rasional, logis dan akurat dari permasalahan yang sedang kita alami.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline