Dua tahun sudah Pandemi Covid-19 melanda, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh belahan dunia. Dampak paling besar yang paling dirasakan oleh semua orang, selain dampak kesehatan, adalah sektor ekonomi.
Fakta di lapangan menunjukkan banyak perusahaan yang terkena imbas dari pandemi ini; banyak dari perusahaan tersebut yang terpaksa gulung tikar atau merumahkan banyak pegawainya.
Akibatnya, tingkat pengangguran meningkat tajam yang berbanding lurus dengan meningkatnya tingkat kemiskinan. Namun, tidak sedikit perusahaan yang mencoba untuk bertahan dengan cara beradaptasi dengan keadaan. Inovasi sangat diperlukan jika perusahaan tersebut mau tetap bertahan.
Salah satu contoh inovasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan misalnya, jika sebelumnya perusahaan tersebut mengandalkan penjualan secara langsung (direct selling), maka sebagai cara untuk bertahan, perusahaan tersebut mengubah cara penjualan dengan memanfaatkan market place.
Salah satu UMKM yang mencoba bertahan di tengah pademi adalah usaha kuliner DAPUR UTI. Bertempat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, DAPUR UTI adalah usaha bisnis yang bergerak di bidang kuliner dengan menawarkan menu makanan khas Gresik, Nasi Krawu dan Otak-Otak Bandeng, dengan kisaran harga Rp 22.500, 00 -- Rp 30.000, 00 untuk Otak-Otak Bandeng dan Rp 100.000,00 untuk Krawu Daging Khas Gresik.
Selain itu, DAPUR UTI juga menawarkan minuman segar khas Jawa Barat, asal pemilk DAPUR UTI, yaitu asinan yang dibandrol harga Rp 8.000, 00 per bungkus / gelas.
Alasan didirikannya usaha kuliner "DAPUR UTI" adalah menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebagaimana usaha yang berdiri di masa pandemi, DAPUR UTI banyak menghadapi tantangan dalam menjalankan usahanya.
Dari hasil wawancara saya dengan pemilik usaha kuliner DAPUR UTI, Ibu Farida, dapat disimpulkan ada tiga kendala terbesar dalam menjalankan bisnis kuliner DAPUR UTI ini. Ketiga kendala tersebut adalah ketersediaan bahan baku setiap saat ada pesanan, pengemasan, dan pengiriman barang.
Pada awal didirikannya usaha kuliner DAPUR UTI, konsumen berasal dari daerah Kota Malang dan sekitarnya. Dengan memanfaatkan media social, seperti, WA, Instagram, dan Facebook, DAPUR UTI dapat menambah jangkauan konsumennya.
Para pelanggan DAPUR UTI selain berasal dari Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan) dan beberapa kota di Jawa, seperti Bogor, Kendal, dan Jakarta, juga berasal dari luar pulau Jawa, sepert Medan, Riau, Bali, dan Pulau Kalimantan.
Hal ini memunculkan kendala pertama dalam menjalankan bisnis DAPUR UTI, yaitu bagaimana mengemas hasil produk yang tepat, sehingga makanan tidak cepat basi.