Lihat ke Halaman Asli

Potensi Pariwisata Gunung Kidul Belum Teroptimalkan

Diperbarui: 4 April 2017   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu wilayah tujuan wisata di Indonesia, menawarkan berbagai macam obyek wisata baik obyek wisata alam, wisata pantai, maupun wisata budaya,. Salah satu daerah tujuan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata tersebut adalah Kabupaten Gunung Kidul. Pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan di kabupaten Gunung Kidul memiliki peranan yang sangat penting dan strategis, karena sektor ini merupakan sektor yang dapat di andalkan mengingat di daerah Gunung Kidul terdapat berbagai macam obyek wisata yang sangat menarik, terutama pantai yang terkenal dengan pasir putihnya. Pengembangan sector wisata nantinya diharapkan mampu mendukung perkembangan pembangunan daerah dengan cara usaha ekonomi daerah Gunung Kidul pada berbagai sektor, serta pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terbukti bahwa sektor ini telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan daerah. Untuk menciptakan kondisi obyek dan daya tarik wisata ideal yang mampu melayani berbagai kepentingan, antara lain : masyarakat, swasta dan pemerintah, diperlukan usaha penataan dan pengembangan secara optimal sesuai dengan daya dukung, daya tampung dan yang paling utama adalah daya tarik wisatawan. Selain itu juga dapat merubah dan meningkatkan citra daerah menjadi tujuan yang berdaya guna, berhasil guna dan handal.

Kabupaten Gunung Kidul saat ini mengalami perkembangan pesat pada sector pawisata. Hal ini tak lepas dari peran pemerintah dan swasta yang bekerjasama untuk meningkatkan pariwisata Kabupaten Gunung Kidul. Peningkatan pariwisata di Gunung Kidul sangat berdampak positif bagi pembangunan dan peningkatan perekonomian warga Gunung Kidul. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan di Kabupaten Gunung Kidul, masyarakat yang dahulunya sangat mengandalkan pada sector pertanian saat ini dapat menambah pundi-pundi uangnya dengan cara berdagang di pinggir-pinggir jalan yang menjajakan barang-barang atau makanan khas daerah tersebut, dan juga menjajakan makanan-makanan di dalam tempat wisata. Selain itu warga Gunung Kidul juga dapat bergerak pada bidang jasa, seperti: persewaan payung dan tikar di pantai-pantai, jasa parkir dan juga jasa pemandu wisata yang sangat di butuhkan oleh wisatawan agar liburan mereka lebih menarik.

Keadaan geografis Gunung Kidul sangat menguntungkan untuk pengembangan wisata Pantai dan wisata alam. Wisata pantai yang terkenal di Gunung Kidul adalah Pantai Baron, Krakal, Kukup, Sundak, Wedi Ombo, Ngobaran dan masih banyak lagi. Selain itu wisata alam saat ini mulai banyak di kembangkan oleh swasta dan Pemerintah Daerah. Wisata alam tersebut yang saat ini mulai banyak di gemari para pelancong adalah wisata menyusuri goa dan juga air terjun, seperti di Goa Pindul, Goa Sriti dan Air Terjun Sri Gethuk. Tempat-tempat wisata tersebut kini mulai banyak digemari oleh para wisatawan domestic dan mancanegara. Hal tersebut membuat warga di Gunung Kidul saat ini mulai mengandalkan mata pencahariannya pada bidang pariwisata.

Namun disisi lain, meningkatnya bidang pariwisata di Gunung Kidul juga berdampak buruk bagi sebagian masyarakat Gunung Kidul. Masyarakat Gunung Kidul sebagian terpecah belah akibatsengketa lahan pengembangan wisata di Gunung Kidul. Mereka satu sama lain saling berebutan untuk mendapatkan lahan yang selanjutnya akan dikembangkan untuk tempat wisata. Hal ini seperti yang terjadi pada sengketa lahan Goa Pindul. Mereka yang sudah sejak dulu mengelola wisata Goa Pindul tidak ingin menyerahkan tempat wisata yang sudah sangat familiar tersebut untuk diserahkan dan di kelola Pemerintah. Selain itu juga terjadi sengketa antar pengelola wisata, hal itu terjadi karena tempat wisata Goa Pindul di kelola oleh lebih dari satu pengelola dan antar pengelola tersebut mengklaim bahwa mereka adalah pengelola yang sah wisata Goa Pindul sehingga terjadi persengketaan antar pengelola. Kejadian tersebut membuat antusias wisatawan menjadi menurun karena mereka merasa tidak nyaman dengan kejadian tersebut sehingga lebih memilih objek wisata yang lain.

Selain masalah tersebut juga terdapat masalah tarif masuk ke objek wisata Gunung Kidul yang di rasa masyarakat kurang mampu masih terlalu mahal dan juga para pengelola wisata yang menjual makanan di tempat wisata dengan harga seenaknya. Hal tersebut sangat merugikan para wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut sehingga yang paling ditakutkan adalah wisatawan enggan lagi berkunjung di objek wisata Gunung Kidul, hal itu akan berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah. Menurut Bartono (2005: 155), wisatawan masih sering dijadikan objek bisnis, bukan subyek kegiatan wisata. Keluhan wisatawan ialah masalah tariff yang dipermahal dan harga yang dilipatgandakan. Turis masih dianggap sebagai objek bisnis yang bisa diperah uangnya, Pekerja pariwisata secara sadar atau tidak, lebih mengutamakan materi yang diperolehnya, daripada melakukan transaksi-transaksi etis. Kasus-kasus semacam ini apabila terus-menerus terjadi, lambat laun akan menurunkan citra pariwisata kita.

Dalam hal ini Pemerintah Daerah Gunung Kidul harus bertindak tegas dengan kejadian tersebut. Namun disisi lain perlu adanya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pengelolaan wisata di Gunung Kidul, masyarakat dapat melapor kepada pihak yang terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata bila ada penyalahgunaan atau pelanggaran dalam pengelolaan wisata di Gunung Kidul. Pihak terkait harus menerima dengan tangan terbuka bila ada laporan-laporan dalam pelanggaran pengelolaan wisata dan segera menindak lanjuti laporan tersebut, selanjutnya menindak tegas oknum-oknum yang bertindak sewenang-wenang dalam pengelolaan wisata. Sehingga hal itu diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung kembali ke objek wisata di daerah Gunung Kidul. Mengingat Gunung Kidul memiliki prospek yang sangat bagus untuk pengembangan objek wisata pantai dan wisata alam. Gunung Kidul saat ini merupakan objek wisata andalan di Provinsi D.I. Yogyakarata. Pemerintah daerah harus membuat peraturan perundang-undangan yang tegas sehingga pariwisata di Gunung Kidul dapat di kelola dengan rapi dan tidak ada lagi persengketaan dalam tata kelola wisata. Maka dari itu perlu adanya partisipasi dari berbagai pihak dalam mengontrol dan mengembangkan pariwisata di Gunung Kidul sehingga wisatawan antusias untuk visit Gunung Kidul. Dalam hal ini masyarakat sangat dibutuhkan peranannya dalam pemasaran wisata di Gunung Kidul. Ayo ke Gunung Kidul!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline